Jakarta — Menghadapi persaingan yang sangat ketat dari berbagai kompetitor, Yahoo akhirnya akan menutup kantor regionalnya di Korea Selatan akhir tahun 2012 ini.
Hal tersebut disampaikan oleh pihak Yahoo Inc South Korea pada hari Jumat (19/10) lalu, yang menyatakan bahwa Yahoo telah menghadapi berbagai tantangan beberapa tahun belakangan ini dan memutuskan untuk mundur dari bisnis di Korea sehingga bisa menempatkan lebih banyak sumber dayanya dalam bisnis global dan menjadi lebih kuat dan sukses.
Korea Selatan akan menjadi negara Asia pertama yang ditinggalkan Yahoo. Yahoo sendiri sebenarnya adalah pelopor bisnis web portal dan iklan Internet di Korea karena kantor regionalnya telah dibuka sejak tahun 1997 dengan jumlah karyawan sekitar 200 – 250 orang.
Selama lebih dari 1 dekade, popularitas Yahoo Korea berangsur-angsur menurun dan menghadapi persaingan yang sangat ketat, terutama dari Google, Facebook dan pemain lokal lainnya yang lebih diterima pasar setempat seperti NHN Corp, Daum Communications Corp dan SK Communications Co.
Kegagalan Yahoo Korea juga dipicu oleh adopsi smartphone dan mobile Internet yang sangat pesat sehingga membuat Yahoo semakin sulit menarik pengiklan untuk mendesain web portal untuk komputer desktop. Kegagalan strategi untuk memperbarui kunci penawaran iklan juga disebut sebagai salah satu sebab jatuhnya bisnis Yahoo di Korea.
Yahoo memang sedang dirundung krisis yang tak ada habisnya. Selain pendapatan yang terus menurun yang memaksa Yahoo mengurangi jumlah karyawan serta menghentikan berbagai layanan yang dianggap tidak menguntungkan termasuk kasus Yahoo! Koprol, Yahoo juga mengalami krisis kepemimpinan setelah ditinggal foundernya Jerry Yang hingga mengalami pergantian CEO sebanyak 2 kali dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun.
Kini Yahoo dipimpin oleh Marissa Mayer yang telah mengeluarkan berbagai kebijakan baru, salah satunya dengan menutup kantor regionalnya di Korea Selatan tersebut. Meskipun salah seorang pejabat Yahoo Korea menyatakan bahwa Yahoo tidak berencana untuk menutup bisnis ini di negara lainnya, namun siapa tahu jika tidak bisa mendongkrak popularitasnya kembali dan menghadirkan inovasi baru, Yahoo akan semakin terpuruk dan tak mampu bersaing secara global sehingga membuatnya mengurangi sejumlah kantor lainnya. (jagatreview.com)
Belum ada komentar