Seputaraceh

Akankah Lhokseumawe Kembali Jadi Kota Petro Dollar?

Akankah Lhokseumawe Kembali Jadi Kota Petro Dollar?
Akankah Lhokseumawe Kembali Jadi Kota Petro Dollar?

Lhokseumawe — Seakan telah hilang dari ingatan kita bahwa Lhokseumawe pernah dijuluki “Kota Petro Dollar”, akankah ini terulang kembali dibawah kepemimpinan Suaidi Yahya?

Sembari menikmati kopi sareng di Warkop Simpang ASMI Kota Lhokseumawe, obrolan warung kopi di pagi Minggu yang sangat cerah itu, diawali polemik tentang kemampuan seorang pemimpin dalam membangun daerah. Dapatkah Aceh merealisasikan APBA 2013 sebesar 11,799 Triliun?

“Menghabiskan mudah, akan tetapi yang sulit adalah mencari uang sejumlah itu, Keberhasilan pembangunan tidak hanya dinilai dari tingkat penyerapan dan realisasi anggaran tetapi juga sejauhmana sasaran pembangunan bisa berdampak positif bagi kesejahteraan rakyat,” sebut Zulkifli Bin Tgk. Ubit, seorang tokoh masyarakat Kota Lhokseumawe.

Secara umum menurut Zulkifli bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe sudah mulai tumbuh, hal ini terindikasi dari salah satunya yakni menurunnya angka kemiskinan, sebanyak 12,70% pada tahun 2012, diharapkan kedepan selama kepemimpinan Suadi Yahya, angka kemiskinan bisa menurun sampai 5%.

Disamping itu juga perlu disediakan lahan pekerjaan yang dapat menampung sejumlah angkatan muda tamatan SLTA, sehingga akan mengurangi angka pengangguran. Bila ditinjau dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka Kota Lhokseumawe masih sangat potensial untuk memanfaatkan PAD bagi penumbuhan lahan pekerjaan baru, baik sebagai anak angkat/binaan perusahaan vital yang ada maupun perusahaan milik daerah.

Keterlibatan seluruh elemen masyarakat sesuai porsi dan kapasitasnya dalam rangka pencapaian pembangunan Kota Lhokseumawe perlu diperhitungkan, selain itu fungsi kontrolling oleh masyarakat melalui tokoh masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat juga termasuk dalam suatu prosesi pembangunan daerah dalam upaya terwujudnya “Good Governance and Goverment, Bebas dari Korupsi dan Kolusi”,” ungkap Ketua RAPAI, Faisal Rasyidis.

Pimpinan RAPAI juga menambahkan bahwa pengelolaan Perusahaan Milik Daerah yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula, tentunya dengan perencaan yang baik, memiliki visi dan misi yang jelas dan berdampak serta memihak kepada kepentingan rakyat. (Tamizi Age)

Belum ada komentar

Berita Terkait