Banda Aceh – Aktivis kemanusian dan mahasiswa mendesak pemerintah menyelesaikan tragedi berdarah di Simpang Kertas Kraft Aceh (KKA) Lhokseumawe yang menewaskan 46 sipil pada 1999 lalu. Desakan itu disampaikan para aktivis itu pada konvoi di Kota Banda Aceh, Sabtu (1/5/2010).
Tragedi berdarah yang pada 3 Mei nanti genap 11 tahun itu juga menyebabkan 10 orang hilang dan 156 warga sipil lainnya luka-luka akibat terkena berondongan peluru dilepaskan TNI.
Alfaraby, aktivis kemanusiaan mengatakan insiden Simpang KKA merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang hingga kini belum pernah diselesaikan.
“Butuh sebuah kekuatan untuk mendorong penyelesaian ini,” katanya.
Tragedi Simpang KKA telah menyebabkan puluhan anak-anak jadi yatim, karena orangtuanya meninggal dalam insiden itu. Menurut Alfaraby, meski sebagian korban sudah memaafkan pelaku, tetapi tragedi ini sulit dilupakan dan dikhawatirkan bisa memunculkan dendam di kemudian hari bila tak segera diselesaikan.
Mereka mendesak pemerintah membentuk qanun Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasai (KKR) untuk mengungkap kebenaran atas tragedi-tragedi berdarah yang terjadi di Aceh masa konflik.
Aksi massa tergabung dalam Koalisi Pengungkap Kebenaran (KPK) ini berakhir di depan Mesjid Raya Baiturrahman, usai berkonvoi menelusuri jalan-jalan protokol di Banda Aceh dengan sepeda motor dan mobil pick up.
Seperti diketahui, tragedi Simpang KKA berawal dari isu diculiknya seorang TNI berpangkat Sersan dari Kesatuan Den Rudal 001/Pulo Rungkom, Aceh Utara, oleh Orang Tak Dikenal (OTK).
OTK itu diduga menyusup dalam ceramah memperingati 1 Muharram di Desa Cot Murong, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Jumat malam, 30 April 1999. TNI mensinyalir acara itu kampanye Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Kemudian pasukan TNI dari Den Rudal menyisir pemukiman di sana dan ikut menganiaya warga. Warga kemudian memprotes dengan turun ke jalan tepatnya di Simpang PT. KKA, Krueng Geukueh, Lhokseumawe, Senin siang, 3 Mei 1999. Aksi massa berlangsung dan memanas sehingga tragedi Simpang KKA terjadi. (*/ha/cqi)
Belum ada komentar