Jakarta — Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) merilis anggaran open house Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana pada Hari Raya Idul Fitri 1433 H, Minggu (19/8) mencapai Rp 1,6 miliar.
Fitra menilai anggaran sebesar itu hanya untuk menggelar open house sangat melukai hati rakyat miskin.
“Ini sangat mencederai perasaan orang-orang miskin yang selama ini mencari Rp 5.000 saja susahnya bukan main,”kata Koordinator Investigasi dan Advokasi Fitra Uchok Sky Khadafi pada BBC Indonesia.
“Tapi presiden menunjukkan Rp 1,5 miliar ini gampang dihamburkan,” tambah Khadafi.
Menurut pantauan Fitra, dana sebesar itu diperuntukkan antara lain untuk pertemuan dengan diplomat, pejabat tinggi dan menteri yang menghabiskan anggaran hingga Rp 606 juta.
Selain itu ada perjamuan untuk karyawan sekretariat negara dan keperluan seperti pengadaan makanan kecil serta penyewaan tenda.
Bukan penghematan
Fitra menilai alokasi dana itu menunjukkan bahwa Yudhoyono tidak mempraktekkan apa yang selama ini ia katakan tentang penghematan.
“Kata-kata dia tentang penghematan hanya lip service saja dan dia selalu bicara soal penghematan. Tetapi tindakannya tidak selalu ketemu atau konsisten,” kata Uchok.
Sebelumnya Fitra juga mengkritisi anggaran Rp 7,8 miliar untuk upacara 17 Agustus dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang digelar di Istana Presiden Jakarta.
Temuan Fitra menunjukkan dana itu digunakan untuk biaya bingkisan tamu undangan mencapai Rp 1,7 miliar.
Anggaran lain untuk perlengkapan pendukung lainnya seperti pendingin ruangan dan kamera.
Data Fitra juga menunjukkan anggaran hampir Rp 900 juta untuk untuk sewa tenda dan kursi, serta pengadaan pakaian sipil lengkap (PSL) bagi pejabat teras, pejabat eselon III dan IV.
Anggaran lain yang jumlahnya cukup besar adalah untuk pembiayaan petugas perbantuan sebesar Rp 778 juta. (BBC Indonesia)
Belum ada komentar