Seputaraceh

Balee Seni Seri Tiga

Balee Seni Seri Tiga
Suasana Balee Seni ke-3 (Ist)
Salah satu karya tangan di Balee Seni-3 (Ist)
Salah satu karya tangan di Balee Seni-3 (Ist)

Oleh Zakiul Fahmi Jailani

ADA dua lampion tergantung di gerbang depan. Gerbang itu tertutup sementara di dalam pekarangan sejumlah pemuda-pemudi menunggu tidak sabar. Lalu dari keramaian itu tiba-tiba menyalak suara serunee kalee, mengundang penari-penari wanita untuk menyambut tamu dengan tarian Ranup Lampuan ke dalam acara Balee Seni seri ke–3.

Pada penghujung tari, penari-penari wanita itu berdiri berbaris di depan pintu masuk aula Balee Gadeng seraya mempersilahkan tamu-tamu yang masuk.

Dari beberapa tamu, terlihat satu nama yang sangat akrab di kalangan masyarakat Aceh Yogyakarta. Pak Tazbir.

“Selamat kepada Seniman Perantauan Atjeh Yogyakarta dan selamat kepada Balee Seni sebagai bentuk kerja nyata seniman Aceh Yogyakarta”, sebut pak Tazbir dalam kata-kata sambutannya.

Pak Tazbir dalam sambutannya juga berharap agar seni dan kebudayaan, khususnya seni Aceh dapat berkembang dan tetap terjaga di bumi nusantara.

Esensi Balee Seni

Ada yang berbeda dari Balee Seni kali ini. Isu-isu yang selama ini beredar dan hari semakin hari berkembang tidak hanya di tengah-tengah masyarakat Aceh namun juga di seluruh nusantara, adalah isu ‘merdeka kembali’ dan ‘Aceh tidak satu’.

Namun sekali lagi dalam berbagai kesempatan, mahasiswa Aceh di Yogyakarta dalam isu ini tidak memilih kanan atau kiri. Mahasiswa seniman Aceh Yogyakarta melalui acara ini berusaha menegaskan bahwa damai adalah jawaban final atas isu-isu ini.

Itu bisa terlihat dari beragam karya lukisan yang dipajang di aula balee gadeng yang merupakan karya dari kumpulan seniman Aceh di seluruh nusantara. Selain itu, adalah Yopi Andri, seniman simeuleu Aceh yang menetap di Yogyakarta yang menggandeng anaknya melantunkan lagu Senandung di tanah rencong, memberi pesan melalui lagu itu agar kita masyarakat Aceh yang beragam ini tidak bertikai.

Sesaat suasana hening dan haru tatkala penonton mendengar lagu ini, memberi peringatan kepada Kita semua bahwa pun Kita telah ‘merdeka’ delapan tahun lalu, masih banyak duri dalam perjalanan Aceh yang dapat membuat Kita terperosok kembali ke jurang konflik yang berkepanjangan. Jelas masyarkat Aceh lebih memilih damai daripada harus mengorbankan banyak hal lain seperti embel-embel dan sebagainya.

Sikap itu juga dipertegas dengan adanya pernyataan dari Azmi, mahasiswa hukum S2 UGM, sebagai salah satu mahasiswa Aceh gayo di Yogyakarta.

“Ada yang bilang Kita itu satu, saling mencintai. Saya katakan, itu benar. Kita ini satu dan saling mencintai. Saya mencintai Anda semua disini dan Anda juga mencintai Saya”, pernyataan Azmi kemudian di sambut tepuk tangan meriah oleh penonton di seisi ruangan aula Balee Gadeng.

Azmi menyampaikan itu selepas menyuguhkan tarian Guel asal Gayo. Tari ini menampilkan warna dan corak yang sangat khas mulai dari musik merdu, baju adat kerawang sampai senyum manis khas gadis gayo. Tari ini menambah warna baru dalam perhelatan balee seni seri ke–3 yang selama ini belum pernah di saksikan oleh pemirsa balee seni.

Selain tari Guel, satu lagi bentuk seni yang menambah warna balee seni adalah ISMA. ISMA adalah singkatan dari Irama Seni Melayu Asli. ISMA ini ditampilkan oleh berbagai unsur dari sanggar yang terletak di Yogyakarta.

Namun, yang tak kalah menarik dari balee seni kali ini adalah adanya pagelaran fashion show yang menampilkan karya-karya dari fashion desaigner senorita Novita Bachtiar, seorang mahasiswi Aceh di Universitas Negeri Yogyakarta yang karya-karya nya menjadi salahsatu yang merebut juara dunia di Filipina beberapa waktu lalu.

Acara ini juga dimeriahkan oleh mahasiswa FIB UGM hasil binaan pelatih seni Aulia yang fasih memainkan tangan Mereka memukul-mukul Rapa’i meski notabene bukan berasal dari Aceh. Serta tak lupa pula tari saman Gayo persembahan Seniman Perantauan Atjeh yang selalu mendapat sambutan ramai tidak hanya di ruangan aula kecil Balee Gadeng ini, namun juga diseluruh dunia. Acara ditutup dengan santap-menyantap boh rom-rom yang telah disediakan oleh panitia.[]

*Anggota Seniman Perantauan Atjeh

Belum ada komentar

Berita Terkait