BATIK motif Aceh dengan bahan dasar kain tenun mulai diminati masyarakat, khususnya pegawai negeri sipil di daerah itu, kata Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Provinsi Aceh Ir Netty Muharni MURP.
“Sudah banyak yang memesan batik di Balai Rumah Batik binaan Dekranas Aceh. Hampir seluruh pemerintah kabupaten/kota telah memesan untuk pakaian wajib tambahan para pegawainya,” katanya di Banda Aceh.
Selain untuk pakaian dinas tambahan, banyak juga pihak swasta seperti perbankan yang juga memesan batik motif Aceh, ujar Netty yang didampingi Koordinator Balai Rumah Batik Oliya M.
Menurutnya, harga kain batik motif Aceh antara Rp250.000 hingga Rp1 juta dan tergantung dari jenis kainnya.
Balai Rumah Batik rata-rata bisa memproduksi 200 potong bakal kain baju setiap bulan. Batik yang diproduksi seluruhnya berbahan dasar kain tenun bukan mesin yang juga milik Dekranas Aceh.
Ia mengatakan, terdapat beberapa jenis kain yang banyak diminati warga di provinsi paling ujung barat sumatera yakni berbahan katon morry, doby, piscos, sutra super, sutra timbul, sutra ATM (alat tenun mesin) dan sutra ATBM (alat tenun bukan mesin).
“Kalau motif batiknya yang paling diminati rencong, pintu Aceh dan Gayo,” katanya lagi.
Netty yang juga Kepala Bidang Promosi pada badan Investasi dan promosi Aceh itu menyebutkan pihaknya memiliki lebih 100 cetakkan batik bermotif Aceh.
Ia juga mengatakan batik Aceh memiliki motif yang menggunakan unsur alam dan budaya serta perpaduan warna yang menonjol seperti merah, hijau, kuning serta merah muda.
Motif yang digunakan pada batik Aceh juga mengandung makna falsafah hidup masyarakat Aceh.
Netty menyatakan, program Dekranas Aceh ke depan Rumah Batik Aceh itu akan direnovasi lebih baik lagi, sehingga menjadi objek wisata dan pusat pendidikan serta pelatihan.
“Jadi, anak-anak Aceh yang memiliki bakat disainer, bisa belajar di balai tersebut, disamping untuk melestarikan batik Aceh,” katanya. (kcm)
Belum ada komentar