KEMENTERIAN Luar Negeri Pemerintah Singapura melalui Konsulat Jenderal Republik Singapura di Medan dan Singapore Cooperation Program (SCP) mengundang Pemerintah Aceh khususnya aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh serta sejumlah perwakilan dari kota/kabupaten di Aceh untuk ikut serta dalam rangkaian acara Pengembangan Kapasitas Aparatur Daerah “Capacity Building Program” Bidang Tata Kelola dan Pemasaran Pariwisata “Tourism Marketing and Management” yang terdiri dari 25 (dua puluh lima) peserta.
Acara yang digelar selama lima hari mulai 1-5 Februari 2016 di Village Hotel Bugis, Singapura juga melibatkan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi (Dishubkominfo) Aceh Bidang Tata Kelola Kepelabuhan khususnya pelatihan program”Port Management” yang juga terdiri 25 (dua puluh lima) peserta, baik dari provinsi maupun dari kabupaten/kota.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi, M.Si, Rabu (3/2/2016) dalam rilisnya kepada SeputarAceh.com, juga berpesan kepada seluruh peserta yang mengikuti program pelatihan untuk belajar serius selama berada di Singapura.
“Kita harapkan kembalinya nanti peserta dari program pelatihan, mampu menciptakan program/kegiatan berbasis promosi dan pemasaran pariwisata dalam bentuk “Action Plan”, sekaligus mensukseskan kampanye promosi pariwisata Aceh melalui rebranding Aceh dengan tagline barunya yang akan dilaunching pada bulan Mei 2016,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani, M.Bus, menyatakan bahwa peserta program pengembangan kapasitas ini tidak hanya belajar tentang keberhasilan industri pariwisata dan berkunjung ke objek-objek wisata unggulan di Singapura. Melainkan juga peserta diharapkan memiliki pemikiran dan inovasi baru dalam memajukan industri pariwisata di daerah.
“Khusus Program Pengembangan Kapasitas Bidang Tata Kelola dan Pemasaran Pariwisata, para peserta diharapkan mampu belajar dari keberhasilan industri pariwisata Singapura yang sampai hari ini jumlah kunjungan wisatawannya sudah mencapai 12 juta wisatawan, sekaligus belajar dari negara kecil yang berpenduduk sekitar 5.3 juta jiwa (2015) ini bagaimana menciptakan strategi marketing yang baik dan terarah, khususnya keberhasilan branding wisatanya “Uniquely Singapore” (2004-2010) dan “YourSingapore” (2010-2016),” ujar Rahmadhani yang juga Ketua Delegasi Peserta Pengembangan Kapasitas Bidang Tata Kelola dan Pemasaran Pariwisata.
Rahmadhani juga menambahkan, selama ini pasar wisatawan Aceh adalah beberapa negara ASEAN, khususnya Malaysia dan Singapura selalu berada dalam lima besar negara kunjungan wisatawan ke Aceh, maka kegiatan pengembangan kapasitas yang sedang dilaksanakan di Singapura juga menjadi momentum penting dalam upaya lebih memperkenalkan dan mempromosikan wisata Aceh kepada masyarakat Singapura dengan memperkenalkan kondisi industri pariwisata Aceh hari ini dan beberapa paket wisata unggulan, seperti Paket Wisata Ramadhan, Paket Wisata Idul Adha, Paket Wisata Tsunami, Paket Wisata Qurban, dan lainnya.
“Semoga industri pariwisata Aceh semakin berkembang dan maju dengan semakin baiknya SDM aparatur di daerah melalui berbagai kegiatan pelatihan, keterampilan dan pengembangan kapasitas melalui kerjasama dengan berbagai negara yang berhasil membangun sektor pariwisata sebagai sektor unggulan di negara tersebut, seperti Singapura,” harapnya.[]
itu merupakan langkah yang sangat bagus, mengingat Aceh hingga saat ini masih dianggap sebagai salah satu daeerah yang tertinggal, baik dari segi ekonomi dan pengetahuan. namun ada satu hal yang membuat aceh bangga dengan aset daerahnya. mari kita simak sama-sama
http://habaportal.blogspot.co.id/2016/02/masih-ingin-menikahi-gadis-aceh-pikir.html