Seputaraceh

Berdalih Biaya Latihan Militer, Oknum Guru SD Kuras Uang Empat Pemuda

Sinabang – Berdalih untuk biaya pelatihan ala tentara di luar Pulau Simeulue, seorang oknum SDN 14 Simeulue Timur berinisial SU menguras uang empat pemuda warga Desa Ujung Tinggi dan Air Pinang berkisar Rp 3 juta hingga Rp 8 juta.

Merasa tertipu mentah-mentah ke empat pemuda tersebut, Sulfitra, 22, Mariduan, 24, Ali Jusaidin, 20 dan Hendri Antria, 23, bersama orang tua mereka mengadukan SU kepada Polres Simeulue.

“Kami ditipu mentah-mentah. Waktu itu dia (SU-red) bilang kami ini jatah untuk direkrut pelatihan tentara dan membutuhkan uang Rp 8 juta. Setelah kami kasih, dan setiap kami tanya dia bilang nanti dan nanti,” beber Ali Jusaidin, Kamis (18/3).

Pengakuan itu dibenarkan Tosarimanar, orang tua korban. “Dia mendatangi rumah kami pada malam hari. SU memperlihatkan identitasnya seperti kartu intelijen dan mengatakan sedang mencari anggota baru. Syaratnya namun harus membayar uang Rp 8 juta. Saya sempat serahkan Rp 3,5 juta,” tukas dia.

Kapolres AKBP R Dadik Junaedi SH melalui Kasatreskrim Iptu Hendrawan Agustian N membenarkan ada empat pemuda melaporkan kasus penipuan menimpa mereka. “Kami baru memintai keterangan korban. Ini kasus penipuan,” kata dia.

Informasi yang dihimpun, oknum guru tersebut mengantongi surat perintah tugas dari Markas Besar Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia Korps Brigade Karya Darma Putera Pejuang Indonesia. Lembaga itu beralamat Jalan Proklamasi Nomor 56, Jakarta Pusat.

Surat perintah tugas bernomor SPRINGAS/171/KDP/X/2009 atas nama Sulfian dengan jabatan anggota intelijen. Surat tertanggal 27 Oktober 2009 itu ditandatangani Mayor Inf (Pur) Ferri Hallatu BeHK,

Komandan Kodi 0115 Simeulue Letkol Wirana Prasetya Budi yang mengatakan pihaknya telah menerima informasi oknum guru tersebut mengaku sebagai intelijen. Pelaku juga tak pernah melaporkan keberadaannya ke Kodi.

“Saya telah mendapatkan info dari bawahan tentang masalah ini. Yang jelas pelaku tidak pernah melaporkan kepada kami keberadaan dan lembaganya. Ini murni penipuan dan para korban harus melaporkan kepada Polisi,” tegas Wirana

Sumber-sumber lain dari korban penipuan SU, pelaku mendatangi korban pada malam hari dan menjanjikan, pelatihan ala Tentara tersebut merupakan jatah dan tidak boleh di ketahui oleh orang banyak. Persyaratan yang diminta pelaku tidak rumit cukup melengkapi Surat Kesehatan dan menyertakan uang tunai Rp 8 juta.

Aksi perekrutan oleh SU berlangsung sejak September 2009. Pelaku mendatangi rumah calon korban di malam hari dengan iming-iming akan dilatih seperti tentara. Namun, pelaku meminta biaya administrasi mencapai jutaan rupiah.

Pelaku sempat memberangkatkan sejumlah korban, namun hanya sampai di Labuhan Haji, Aceh Selatan. Karena korban tidak mendapat kepastian, akhirnya mereka kelaparan dan menjadi kuli bangunan selama 15 hari di tempat itu.

Ketika ditanya kepada SU tentang lokasi pelatihan, ia memberi jawaban berubah-ubah. Lokasinya ada di Subulussalam, Lhokseumawe, Binjai bahkan di Jakarta. Sikap pelaku tersebut membuat para korban curiga dan melapor ke polisi.(*/ha/ahm)

Belum ada komentar

Berita Terkait