Seputaraceh

Biji Nangka Antarkan Pelajar Aceh ke Belanda

Banda Aceh – Karya pembuatan edibel film dari pati biji buah nangka, mengantarkan dua pelajar SMA Teuku Nyak Arief Fatih Bilingual School Banda Aceh, mewakili Indonesia ke Olimpiade Science Internasional (INESPO) di Amsterdam, Belanda pada 3-7 Juni 2010.

“Pembuatan edibel film dari pati biji buah nangka menjadikan Cut Savira dan Aisyah Minzikrina Masbar meraih dua medali emas (bidang kimia) Olimpiade proyek penelitian sains (ISPO) 2010,” kata Sri Iswatiningsih di Banda Aceh, Senin.

Guru pembimbing Fatih Bilingual School Banda Aceh itu menambahkan pembuatan edibel film biji buah nangka sebagai pengemas makanan yang bisa dimakan dan ramah lingkungan.

“Selama ini, biji buah nangka hanya dimanfaatkan oleh sebagian orang yang suka, dan sebagian besar terbuang. Jadi, temuan karya dua siswi SMA Teuku Nyak Arief Fatih Bilingual School nantinya bisa juga memberi manfaat besar bagi masyarakat,” katanya.

Manfaat lain dari pemanfaatan edibel film dari biji buah nangka yakni memberi nilai ekonomis bagi masyarakat, termasuk lingkungan hidup.

“Artinya secara ekonomis, biji buah nangka yang selama ini terbuang maka akan berharga. Dan pengemas makanan tidak lagi mengandalkan plastik yang setelah digunakan pasti akan terbuang. Jadi kami ingin memperkenalkan produk pengemas makanan ramah lingkungan,” kata dia menjelaskan.

Edibel film biji buah nangka itu dicampur bahan baku sorbitor (bahan pelarut) dan minyak kelapa sawit, kemudian diracik menjadi pengemas makanan yang bisa dimakan.

Produk kimia berjudul “Pembuatan edibel film dari pati biji nangka” sebagai pengemas makanan ramah lingkungan, yang mengantarkan dua siswi Aceh meraih medali emas pada ISPO 2010 itu bekerja sama SMA Teuku Nyak Arief Fatih Bilingual School dengan Fakultas Mipa Unsyiah Banda Aceh.

“Itu juga kerja sama kami dengan fakultas Mipa Unsyiah dengan dosen pembimbing Siti Saleha,” tambah Sri Iswatiningsih.

Pada ISPO 2010, pelajar SMA Fatih Bilingual School putra juga meraih medali perunggu di bidang lingkungan atas nama T Muhammad Farhan dan Amalul Auni, dengan proyek berjudul tanaman kangkung menjadi biofilter logam berat.

Prestasi perolehan medali emas ISPO 2010 yang diraih pelajar SMA Fatih Bilingual School tersebut merupakan kejutan bagi dunia pendidikan di Aceh, karena sekolah tersebut baru setahun berperasi.

SMA Nyak Arif Fatih Bilingual School yang khusus untuk putri itu mulai dibuka pada tahun ajaran 2009 dan para siswinya baru kelas satu.

Selain tingkat SMA, Fatih Blingual School juga menerima siswa tingkat SMP dan SD. Untuk SMA mereka tinggal di asrama.

Belum ada komentar

Berita Terkait