Banda Aceh — PT Bank Rakyat Indonesia Tbk kantor wilayah Aceh membukukan laba bersih Rp175 miliar per kuartal III/2012, menyumbang 1,35% laba bersih bank tersebut secara nasional yang mencapai Rp13 triliun.
Pemimpin Wilayah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Aceh Abing Rabani mengatakan kinerja itu dicapai dengan bertumpu pada kredit mikro dan ritel, di tengah kian memudarnya peran perputaran dana di Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR).
“Laba bersih relatif sama dengan tahun lalu. bedanya kalau tahun lalu masih ada sisa [peranan] dana BRR, sekarang sudah tidak ada. Industri Aceh masih lebih banyak ditopang ekonomi kerakyatan, rata-rata [kredit] Rp36 juta per nasabah,” ujarnya Jum’at (9/11) kemarin.
Kinerja tersebut, paparnya, juga ditopang infrastruktur layanan BRI yakni 2.000 orang pegawai tetap dan outsourcing, 11 kantor cabang, 13 kantor cabang pembantu, 135 outlet layanan mikro BRI di wilayah paling Barat Indonesia [dari Sabang hingga Kutacane] tersebut.
Abing menambahkan pihaknya berupaya memperkuat fee based income di unit wilayah itu, mengingat pertumbuhan industri Aceh yang relatif minim. Pertumbuhan kredit bank di Aceh – secara industri – hanya 5%, lebih rendah dari pertumbuhan ekonominya yang berkisar 5,18%.
“Dengan dana APBD Rp11,4 triliun, portofolio kredit konsumtif di Aceh mencapai 65%, termasuk kredit untuk pegawai yang disalurkan lewat bank pembangunan daerah [BPD]”.
Kondisi tersebut, lanjutnya, pada masa lalu dipicu oleh faktor konflik berkepanjangan di kawasan paling Barat Indonesia ini. “Mudah-mudahan dengan adanya stabilitas, arah kebijakan yang jelas, investor yang masih melihat dan menunggu pun mulai berinvestasi,” jelasnya. (bisnis.com)
Belum ada komentar