Oleh Tarmizi Age
SAYA yang bernama lengkap Tarmizi A. Gani lahir di sebuah desa pedalaman Alue Sijuek, Peudada Bireuen Aceh, sebelumnya sempat tinggal di Denmark (Eropa) selama delapan tahun, akhirnya di pertengahan tahun 2012 saya dan keluarga memilih pulang kembali ke Bireuen.
Dalam berbagai tulisan, sering nama Tarmizi A. Gani saya tulis dengan Tarmizi Age, ada beberapa teman yang memanggil saya dengan sebutan Mukarram, menjadi sebuah kebanggaan bagi saya ketika bisa mencoba menempati mobil Ex Indonesia 1 di sebuah kota ternama di Indonesia yaitu Yogyakarta, Jum’at (21/6) lalu.
Mobil Ex Indonesia 1 ini masih terlihat sangat bagus, gagah dan mewah, setelah saya memotret beberapa gambar dari luar, saya beralih untuk memotret ruang dalamnya, akhir dari kegiatan memotret mobil itu saya tertarik untuk duduk dan memegang stirnya, ternyata keinginan saya tercapai bersama seorang teman wartawan lainnya bernama Amiruddin Abdullah Reubee.
Ketika saya memegang stirnya, lantas saya terpikir mungkinkah ini sebuah pertanda awal suatu saat saya akan menjadi orang ternama di Indonesia, ah… tidak mungkin saya fikir, perasaan lain pun muncul, meskipun kamu tak sehebat Soekarno namun kamu Tarmizi A. Agani putra dari Aceh yang sudah menaiki mobil Ex Indonesia 1 ini.
Sesuatu yang luar biasa, berkesempatan memegang stir mobil sang tokoh urutan penting Indonesia yang pernah bermarkas di Kota Juang Bireuen, Aceh yang menjadi salah satu catatan penting dalam hidup saya, sebagai manusia rasanya tidak salah kalau saya juga berkeinginan menjadi tokoh penting yang bisa menyusun sejarah seperti yang telah di lakukan Soekarno, walaupun saat ini saya lebih memilih berjuang untuk para petani.
Sebagai putra Aceh saya mempunyai keinginan yang besar untuk para petani-petani di Aceh agar bisa hidup sejahtera, makmur dan bahagia, seperti mana para petani-petani di Negara Scandinavia yang dulu pernah menjadi tempat tinggal saya.[]
*Pembina Lembaga ACDK (Ac-Denmark)
Belum ada komentar