Seputaraceh

Empat Kekuatan Indonesia Hadapi 2013

Empat Kekuatan Indonesia Hadapi 2013
Empat Kekuatan Indonesia Hadapi 2013

Jakarta — Bank Pembangunan Asia (ADB) memaparkan empat kekuatan Indonesia dalam menghadapi ekonomi global pada 2013 yang mulai menunjukkan geliat pemulihan.

“Faktor pendorong pertumbuhan atau ‘engine of growth’ Indonesia terdiri dari konsumsi domestik yang tetap tumbuh, investasi, pemerintah–dalam hal ini infrastruktur–, serta ekspor dan impor,” kata Deputi Direktur ADB untuk Indonesia Edimon Ginting di Jakarta, Senin (17/12).

Konsumsi domestik, menurut ekonom itu, masih akan menjadi faktor pendorong ekonomi Indonesia yang utama. Kontribusi sektor ini masih akan tetap tinggi pada 2013 diikuti dengan investasi yang juga tinggi.

“Pertumbuhan kredit domestik sekitar 23 persen, sedangkan pertumbuhan investasi bisa tumbuh hingga 30 persen,” ujarnya.

Menurut Edimon, pertumbuhan investasi sepanjang 2012 dinilai masih sangat kuat karena Indonesia merupakan negara tujuan investasi keempat di dunia setelah Amerika Serikat, China dan India. Sehingga dia optimistis pertumbuhan investasi 2013 masih berada di kisaran 25-30 persen.

Selain itu, Edimon mengungkapkan kontribusi sektor ekspor impor bisa tumbuh sedikit lebih baik, meskipun kontribusinya jauh dibawah capaian 2011. Dia memprediksi ekspor impor pada 2013 akan negatif delapan persen dengan adanya peningkatan ekspor dan penurunan impor konsumsi.

“Pada 2013 ekspor impor pelan-pelan akan positif. Ekspor membaik, transaksi berjalan juga akan membaik,” tuturnya.

Sementara itu, perbaikan infrastruktur masih terus menjadi agenda utama Pemerintah untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 mencapai 6,6 persen sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2012 akan berada sekitar 6,3 persen.

Proyeksi ini berdasarkan adanya potensi pemulihan ekonomi global 2012 yang diprediksi stagnan pada level 1,2 persen seperti 2011. Potensi pemulihan, terutama terlihat di Amerika Serikat dan China. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan masih negatif 0,4 persen. (ant)

Belum ada komentar

Berita Terkait