HARGA emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun dalam empat sesi berturut-turut dan mengakhiri seminggu dengan kerugian 5,6%. Di hari sebelumnya pada perdagangan Kamis, harga emas juga tercatat merosot tajam sebesar 2,43%.
Seperti dilansir dari Forbes, Sabtu (14/9/2013), harga emas pekan depan juga diprediksi masih akan terus merosot. Penurunan tersebut dipicu keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) terkait program stimulusnya yang rencananya akan diumumkan pekan depan.
Dalam Kitco News Gold Survey yang melibatkan 21 partisipan, sebanyak 11 orang mengaku yakin harga emas akan turun. Sementara sebanyak 10 lainnya menilai harga emas akan naik. Namun 1 partisipan mengatakan harga emas akan bergerak netral.
Para partisipan yang terlibat merupakan penjual emas, sejumlah bank investasi, para pedagang emas, manajer keuangan dan para analis pergerakan harga emas.
Pekan lalu lebih dari setengah partisipan mengatakan harga emas akan naik. Sayangnya, prediksi tersebut keliru mengingat hingga perdagangan ditutup kemarin, harga emas sepanjang minggu telah anjlok US$ 72. Sebelumnya sepanjang Agustus, dari lima pekan perdagangan emas, prediksi para partisipan tercatat tepat selama tiga pekan.
Kebanyakan partisipan yang memprediksi kenaikan harga emas mengaku dirinya mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda atas pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu mendatang.
The Fed diprediksi akan memangkas jumlah pembelian obligasinya dari US$ 85 miliar menjadi hanya US$ 10 miliar hingga US$ 20 miliar saja.
Para partisipan yang memiliki pendapat agak berbeda justru mengatakan The Fed akan menunda proses perlambatan laju pembelian obligasinya. Hal tersebut dapat membuat harga emas naik lebih tinggi.
“Saya yakin harga emas akan naik pekan depan,” ujar pakar strategi pasar senior di Kingsview Financial, Charles Nedoss.
Nedoss bahkan yakin meski The Fed mengurangi pembelian obligasinya, harga emas masih akan tetap naik. Hal ini mengingat terlalu banyak pelaku pasar yang menjual emas saat menghadapi persiapan The Fed. Selain itu negosiasi terkait serangan militer ke Suriah yang serba tak pasti juga dapat memicu harga emas.
Sementara para partisipan yang menilai pelemahan harga memprediksi The Fed akan benar-benar mengurangi program stimulusnya. Beberapa diantaranya juga mengatakan dengan tumpukan emas di bank dan sejumlah prediksi lain akan turunnya harga emas akan mendorong emas ke level US$ 1.000 per ounce. Dengan begitu, harga emas akan anjlok pekan depan.
Editor Eureka Miner Report Richard Baker memprediksi harga emas akan merosot ke level US$ 1.295 pekan depan. Penurunan harga emas pekan ini menurutnya disebabkan ketidakpastian keputusan The Fed dan serangan AS ke Suriah. (liputan6.com)
Belum ada komentar