Seputaraceh

Impor Perdana dari Pelabuhan Krueng Geukuh

Impor Perdana dari Pelabuhan Krueng Geukuh
Impor Perdana dari Pelabuhan Krueng Geukuh

Pelabuhan Krueng GeukuhKEPALA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Aceh Safwan menyatakan impor perdana beberapa produk tertentu melalui Pelabuhan Krueng Geukuh Aceh Utara sebanyak 300 ton.

“Ini merupakan impor perdana sejumlah produk tertentu ke Aceh pada tahun 2014 dan selanjutnya akan terus ada aktivitas impor dan ekspor menuju Malaysia,” katanya di Banda Aceh, Kamis (9/1/2014).

Dijelaskannya, kapal pengangkut barang dari pelabuhan Port Klang Malaysia telah merapat di pelabuhan Krueng Geukuh Aceh Utara dan akan melakukan bongkar muat terhadap barang yang diangkut tersebut.

Ia mengatakan impor beberapa komoditas yang diberikan untuk provinsi ujung paling barat Indonesia melalui Pelabuhan Krueng Geukuh merupakan yang kedua pascakeluarnya peraturan Menteri Perdagangan.

Menurut dia, kapal yang membawa barang impor tersebut akan berangkat kembali ke Malaysia dengan membawa tiga komoditas pertanian Aceh yakni kunyit, kelapa bulat dan kemiri.

“Saat ini kita juga sedang menjajaki kentang gondola yang ada di Aceh Tengah agar bisa diekspor melalui Pelabuhan Krueng Geukuh pada awal tahun ini,” katanya.

Disebutkannya, total barang komoditas unggulan asal provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu akan diekspor ke luar negeri dengan target 200 ton dari persediaan yang sudah ada sebanyak 100 ton.

Ia mengatakan dalam bulan Januari juga akan masuk sekitar 750 ton barang impor melalui pelabuhan Krueng Geukuh Aceh Utara dan diperkirakan aktivitas pelabuhan akan terus aktif mengingat seorang pengusaaha asal provinsi itu telah menyewa satu kapal angkut barang untuk kegiatan ekspor impor.

Ia mengatakan fasilitas yang ada saat ini sudah cukup memadai, sehingga pengusaha Aceh tidak perlu jauh-jauh lagi mengekspor komoditas asal Aceh melalui pelabuhan luar provinsi itu.

Pihaknya meyakini dengan berbagai sarana dan prasarana yang telah dimiliki sangat dimungkinkan berbagai ekspor komoditas dapat dilakukan di Provinsi Aceh dan nilai tambah akan dinikmati masyarakat di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu. (rol)

Belum ada komentar

Berita Terkait