Denpasar, Seputar Aceh, Antara – Indonesia memiliki dua juta ton beras sebagai cadangan untuk 18.497.302 rumah tangga miskin tersebar di seluruh daerah. Selain itu, masih ada 525.000 ton persedian di gudang-gudang Badan Urusan Logistik (Bulog).
“Persediaan yang ada sebagai upaya mengendalikan harga beras,” kata Direktur Utama Bulog, Mustafa Abubakar, di Denpasar, Selasa (6/10).
Pada pertemuan regional program beras miskin (raskin) yang melibatkan 100 peserta utusan dari delapan provinsi di Indonesia, Mustafa mengatakan penyaluran beras untuk masyarakat miskin di berbagai daerah setiap bulannya mencapai sekitar 300.000 ton.
Penyaluran beras murah seharga Rp1.600 per kilogram kepada keluarga-keluarga miskin itu dinilai lebih efektif dalam mengendalikan harga beras, dibanding melakukan operasi pasar.
“Selama tiga tahun terakhir harga beras stabil, meskipun tidak pernah lagi melakukan operasi pasar,” kata mantan penjabat Gubernur Aceh ini.
Ia menilai, keberhasilan Bulog dalam mengendalikan harga beras di pasaran, yakni berkisar Rp4.600 per kilogram, antara lain berkat kemampuan dalam menguasai sekitar 20-30 persen dari stok pangan nasional. Keberhasilan itu kini lebih didukung lagi dengan kemampuan pemerintah dalam memantapkan swasembada pangan yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir.
“Indonesia kini tidak perlu lagi mengimpor beras, justru sebaliknya akan mulai memperdagangkan beras ke luar negeri,” ujarnya. [sa-ant]
Belum ada komentar