INOVASI merupakan katalis bagi kesuksesan pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Tetapi Indonesia masih memiliki berbagai permasalahan untuk menjadi bangsa yang inovatif. Berdasarkan survei Global Innovation Index 2014, Indonesia hanya menempati peringkat 87 dari 143 negara.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Indonesia harus mulai mendorong generasi muda berpikir inovatif untuk menyelesaikan masalah besar yang berdampak kepada orang banyak.
Sebagai salah satu institusi pendidikan ternama di Indonesia, Institut Teknologi Bandung bekerja sama dengan KIBAR mempersembahkan ITB Innovators Move, sebuah program yang bertujuan menjadi katalis dan menginspirasi mahasiswa menyelesaikan permasalahan pembangunan bangsa melalui inovasi dan kolaborasi, yang digelar di Aula Barat ITB, Minggu (22/3/2015).
Dalam acara tersebut, hadir 9 Innovators yang merupakan mahasiswa ITB terpilih, mempresentasikan berbagai karya inovatif mereka di hadapan para kolaborator yang berasal dari sektor swasta, akademisi, pemerintah, hingga komunitas.
“ITB Innovators Move merupakan acara pertama di ITB yang mengusung kolaborasi antar bidang keilmuan dan turut melibatkan para praktisi maupun akademisi dengan berbagai bidang keahlian. ITB Inmove ingin membangun supporting system untuk ekosistem berinovasi di ITB. Gerakan kami ini juga didukung penuh oleh Rektor ITB, Prof. Kadarsah Suryadi, yang memiliki visi menjadikan ITB sebagai entrepreneurial university,” kata Intania Amanda Larasaty selaku Executive Director ITB Innovators Move.
Mengusung tema Unleashing Hidden Potential Through Innovation, ITB Innovators Move ingin memicu semangat mahasiswa untuk berinovasi dalam memecahkan masalah yang ada di Indonesia.
“Para Innovators dituntut untuk membuat karya berdasarkan analisis kondisi dan masalah. Kami mengkurasi 9 karya terbaik yang memenuhi kriteria inovatif, menyelesaikan masalah, dan memberikan dampak kepada masyarakat secara luas,” kata Intania.
Beberapa di antara 9 karya tersebut termasuk Kabin, sebuah aplikasi yang mendukung sistem smarthouse, yang berfungsi memonitor konsumsi listrik dan mengontrol perangkat elektronik di rumah di mana pun dan kapanpun melalui perangkat mobile.
Adapula Smart Helmet, sebuah perangkat yang ditambahkan ke helm yang dilengkapi sensor kecepatan. Perangkat tersebut terintegrasi dengan smartphone pengguna, dan dapat mendeteksi jika terjadi kecelakaan.
Secara terpisah, Yansen Kamto, Chief Executive KIBAR menuturkan pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak untuk mendorong tumbuhnya generasi muda dengan pola pikir inovatif di Indonesia.
“KIBAR memiliki misi mengibarkan talenta muda Indonesia ke tingkat global melalui teknologi, dimulai dengan membangun kapasitas dan menanamkan pola pikir bahwa mereka harus berkarya untuk bermanfaat. Untuk itu dibutuhkan kerjasama dengan semua pemangku kepentingan, agar potensi ini dapat tumbuh dan berkembang semakin cepat,” jelas Yansen.
ITB Innovators Move 2015 melibatkan para praktisi dan akademisi untuk menjadi kolaborator yang akan mengakselerasi para Innovators dalam mengembangkan produk mereka. Para Kolaborator tersebut diantaranya adalah Budi Gunadi Sadikin (Presiden Direktur Bank Mandiri), Jusman Syafii Djamal (Komisaris Utama Garuda Indonesia), Yansen Kamto (Chief Executive KIBAR), Waizly Darwin (CEO Marketeers), Dicky Sukmana (CEO Invictus), Juwanda (Staf Ahli Walikota Bandung), Dr. Leo Aldianto, MBA, MSC (Dosen SBM ITB), dan Dr.techn. Saiful Akbar, S.T.,M.T. (Dosen Informatika ITB).
Dengan adanya kolaborasi dengan berbagai pihak, inovasi yang muncul diharapkan dapat berkembang lebih pesat sekaligus memberikan dampak positif yang lebih besar lagi. (rel/ed)
Belum ada komentar