Seputaraceh

Mewujudkan Tonggak Bersejarah Pariwisata Indonesia

Mewujudkan Tonggak Bersejarah Pariwisata Indonesia
Mewujudkan Tonggak Bersejarah Pariwisata Indonesia

Dunia pariwisata tak hanya memberikan pesona keindahan alamnya. Sebaliknya, dunia pariswisata juga ikut menumbuhkan ekonomi suatu bangsa.

Banyak negara yang telah membuktikan itu semua. Belajar dari itu semua, Indonesia pun mengikuti langkah serupa. Dalam soal perekonomian tersebut, banyak kemajuan yang dicapai di dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sepanjang 2012 ini.

Setidaknya, hal itu diungkapkan Menteri Pariswisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu. “Di sektor pariwisata, kemajuan terlihat bukan hanya dengan tercapainya target 8 juta wisman yang berkunjung ke Indonesia sepanjang tahun 2012, tetapi juga kualitas dan mutu wisman. Selain itu, penyerapan lapangan kerja dan meningkatnya devisa negara,” katanya.

Pemasukan devisa dari sektor pariwisata diperkirakan mencapai US$ 9,07 miliar, naik 6,03 persen dibandingkan 2011 sebesar US$ 8,55 miliar. Kenaikan ini dapat dicapai karena adanya kenaikan jumlah rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan. Tahun ini pengeluaran wisman mencapai US$ 1.133,81 per orang per kunjungan, atau naik 1,39 persen dibandingkan tahun 2011 sebesar US$ 1.118,26.

Meski demikian, untuk lama tinggal (length of stay) wisman tahun ini sedikit turun, yakni 1,79 persen, dari 7,84 hari per kunjungan menjadi 7,7 hari. Ini diperkirakan karena ada peningkatan kunjungan dari wisman regional dibandingkan dari Eropa karena adanya perlambatan ekonomi di benua tersebut.

“Namun yang perlu digarisbawahi pertumbuhan wisman hingga Oktober 2012 naik 5 persen dibandingkan tahun lalu, yang artinya lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan pariwisata global yang diperkirakan naik 3-4 persen di tahun 2012,” kata Mari.

Sementara itu, untuk wisatawan Nusantara (wisnus) tahun 2012 diestimasikan terjadi 245 juta perjalanan wisnus atau naik 3,81 persen dibandingkan tahun 2011 sebanyak 236 juta perjalanan. Kenaikan perjalanan wisnus ini membawa dampak positif terhadap pembelanjaan wisnus yang tahun ini jumlahnya diperkirakan Rp 171,5 triliun atau naik 9,3 persen dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp 156,89 triliun.

Meningkatnya pengeluaran wisnus ini selain karena meningkatnya jumlah perjalanan, juga dikarenakan meningkatnya rata-rata pengeluaran yang mencapai Rp 700.000 atau naik 5,63 persen dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp 662.680 per perjalanan per orang yang mencerminkan naiknya kelas menengah di Indonesia.

Mari menyambut baik meningkatnya pengeluaran wisnus tahun ini karena akan membawa dampak yang positif terhadap perekonomian daerah, karena sebagian besar wisnus membelanjakan pengeluaran mereka ketika berwisata di daerah-daerah.

Berdasarkan data Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) tahun 2011, kontribusi sektor pariwisata secara langsung terhadap PDB Nasional mencapai 4 persen atau Rp 296,97 triliun, sedangkan dalam hal penyerapan tenaga kerja mencapai 8,53 juta atau 7,72 persen dari penyerapan tenaga kerja secara nasional.

Dari sisi investasi hotel dan restoran—baik PMA maupun PMDN—tahun 2012 mencapai kemajuan yang sangat baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hingga kuartal ketiga tahun ini realisasi PMA untuk hotel dan restoran telah mencapai US$ 729,7 juta, naik dibandingkan tahun lalu yang nilainya US$ 242,2 juta. Sementara untuk PMDN realisasinya ada di angka US$ 86,1 juta, dibandingkan tahun lalu, US$ 39,4 juta.

Disampaikan pula bahwa untuk pariwisata minat khusus ada beberapa pencapaian penting, seperti dibentuknya pokja bersama dengan Kementerian Kesehatan untuk mengembangkan wisata kesehatan dan kebugaran. Kemudian Pokja Kuliner yang segera memulai sosialisasi setelah merampungkan memilih 30 ikon kuliner tradisional Indonesia. Untuk wisata kapal pesiar, tahun ini rencana aksinya juga telah diselesaikan.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Wiryanti Sukamdani menjelaskan, kemajuan sektor pariwisata turun mendongkrak tingkat hunian hotel di beberapa daerah di Indonesia. Menurutnya, sampai dengan Oktober 2012, tingkat hunian perhotelan sudah mencapai 65 persen. “Kami perkirakan, perhitungan mulai Januari hingga Desember sudah sekitar 65-70 persen. Kita sudah mencapai target,” ujarnya.

Angin Segar

Oleh karena itu, sektor pariwisata di Indonesia tahun 2013 diperkirakan akan tetap membawa angin segar bagi perekonomian. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan 9 juta wisman) akan berkunjung ke Indonesia pada 2013.

Ini karena meningkatnya kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia. “Kita menetapkan target optimis tahun 2013 sebesar 9 juta wisman. Target ini merupakan milestone menuju target 10 juta wisman pada tahun 2014,” ujar Mari.

Menurutnya, untuk mencapai target tersebut diperlukan kerja keras serta antisipasi dengan berbagai upaya yang kreatif dalam melakukan promosi maupun diversifikasi produk wisata dan pasar.

Dia menambahkan, sejumlah event besar akan berlangsung sepanjang 2013 di Indonesia dan puncaknya adalah KTT tingkat Kepala Negara untuk APEC 2013 yang akan berlangsung di Bali pada Oktober mendatang, tuan rumah pertemuan tingkat menteri World Trade Organization (WTO), dan pemilihan Miss World 2013.

Selain itu, Indonesia akan melakukan promosi pariwisata di bursa pariwisata terbesar dunia, yakni ITB Berlin pada Maret 2013, menjadi Official Partner Country sehingga mempunyai kesempatan yang luas untuk berpromosi dalam event tersebut. (shnews.co)

Belum ada komentar

Berita Terkait