Seputaraceh

Muhammadiyah Aceh Siapkan Pesantren Berbasis IT

Muhammadiyah Aceh Siapkan Pesantren Berbasis IT
Muhammadiyah Aceh Siapkan Pesantren Berbasis IT

Banda Aceh – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, telah menyetujui pendirian Dayah/Pesantren berbasis Information Technology (IT), Jurnalistik, dan Tahfiz Quran, yang berlokasi di Desa Tampok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar, yang diberi nama Dayah/Pesantren Baitul Arqam Muhammadiyah Aceh.

Pendirian Dayah Pesatren tersebut sekaligus dengan penetapan Badan Pengurus, melalui Surat Keputusan PWM Aceh Nomor 011/KEP/II.O/D/2012, tanggal 29 Jumadil Akhir 1433 H/21 Mei 2012 M, kegiatan penerimaan santri/i dan kegiatan pembelajaran dimulai tahun ajaran 2012/2013.

Drs. H. Muharrir Asy’ari Lc, MAg, selaku pembina/pengawas Dayah/pesantren tersebut, mengatakan pendirian Dayah/Pesantren berbasis IT, jurnalistik, dan tahfiz Quran ini, berawal dari pemikiran tentang pentingnya pengenalan teknologi dan jurnalistik bagi generasi di Aceh sejak dini. Kedua ilmu pengetahuan itu akan kita padukan dengan pendidikan moral yang bersumber dari Alquran dan Hadits Rasulullah. Karenanya, tahfiz Alquran juga menjadi program unggulan di dayah ini.

Muharrir Asy’ari, Wakil Ketua Muhammadiyah Aceh dan Alumnus Timur Tengah itu, mengatakan, ummat Islam di Aceh tidak boleh lagi menutup mata terhadap pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin menguasai kehidupan masyarakat dunia. Satu hal yang tidak bisa dipungkiri, saat ini nyaris seluruh peralatan (hardware) dan perangkat penunjang (software) teknologi diproduksi oleh negara-negara nonmuslim.

“Saat ini, lanjut Muharrir baru Arab Saudi yang berkonsentrasi melahirkan software berbasis Islam, seperti Alquran Digital, dan Maktabah Syamilah (software Tafsir Hadits lengkap), dan beberapa lainnya. Terobosan Arab Saudi ini sangat terasa manfaatnya, terutama untuk mengantisipasi serangan dari nonmuslim melalui teknologi dan jaringan internet. Karenanya kita harus bersiap sedini mungkin untuk menguasai perkembangan teknologi. Sehingga kita bisa ikut berperan untuk melahirkan program-program terknologi yang berlandaskan kepada Alquran dan Hadits Rasulullah,” imbuh Muharrir.

Sedangkan Direktur Dayah/Pesantren Baitul Arqam Muhammadiyah Aceh, Zul Anshary Lc, mengatakan, untuk tahun ajaran 2012-2013, Baitul Arqam hanya menerima maksimal 50 santri. 17 di antaranya adalah anak yatim pada Panti Asuhan Muhammadiyah Sibreh Aceh Besar, yang sekaligus menjadi Kompleks Baitul Arqam, sisanya kita harapkan dari anak keluarga besar/simpatisan Muhammadiyah Aceh, dan masyarakat luas.

“Dalam pembiayaannya, kita menerapkan sistim subsidi silang. Untuk tahap awal 10 santri yang berbayar akan menanggung 1 santri anak yatim. Sistim subsidi silang ini kita maksudkan untuk menggemarkan budaya berinfak sejak dini, sehingga tujuan untuk melahirkan generasi Aceh yang menguasai ilmu agama dan teknologi, akan mendapat bantuan dari Allah SWT,” ungkap Zul Anshary. (muhammadiyah.or.id)

Belum ada komentar

Berita Terkait