Makkah — Seiring dengan makin padatnya jamaah haji di Masjidil Haram dan sekitarnya memicu tindak kriminalitas pun tinggi. Terbukti selain banyak jamaah haji termasuk dari Indonesia yang menjadi korban tindak penipuan, kemalingan juga ada yang stres.
Karenanya, pemerintah Arab Saudi meningkatkan keamanan dengan menurunkan petugas keamanan. Di sisi lain, pemerintah Indonesia pun menerjunka petugas khusus untuk mengantisipasi sejumlah jamaah haji Indonesia menjadi korban.
“Sebab, ternyata para pelaku kejahatan tidak menyerah, bahkan lebih berani. Mereka enjambangi pemondokan jamaah. Terbukti, disaât jamaâh haji tertidur lelap, Jumat (12/10) sekitar pukul 02.00 waktu Saudi atau pukul 06.00 waktu Indonesia, kamar yang ditempati jamaah asal kloter 9 Surabaya, Jawa Timur disatroni maling,” jelas Kepala Seksi Pengamanan Daerah Kerja Makkah, Letkol Jaetul Muchlis Basyir kepada Harian Terbit, Sabtu (13/10).
Dia mengatakan, jamaah haji itu tinggal di rumah nomor 803 yang berada di Sektor VIII wilayah Misfalah, Makkah. Jamaah tersebut berjumlah lima orang, menginap di tiga kamar berbeda, berada di lantai 3. Korban kehilangan uang tunai sebesar Rp15 juta dan 3.300 Riyal. “Jamaah disatroni maling saat terlelap tidur, karena kecapean setelah beribadah di Masjidil Haram,” tuturnya.
Ia menambahkan, kelima jamaah yang menjadi korban pencurian itu menginap di kamar nomor 310, 315, dan 320. Di kamar 310 ada tiga jamaah yang menjadi korban. Mereka masing-masing Zainal Arifin (kehilangan 800 riyal dan Rp3 juta). Abdul Qudus (kehilangan Rp9,7 juta dan 360 riyal), serta Surati Suratimah (kehilangan 1,5 juta dan 150 riyal).
Di kamar 315 yang menjadi korban pencurian adalah Muhtar Aziz (kehilangan 2.000 riyal dan Rp700 ribu). Sedangkan, di kamar 320 yang menjadi korban adalah Sholeh dengan kerugian Rp200 ribu.
Bicara soal pencurian ini Jaetul Muchlis Basyri mengatakan, pihaknya akan meminta ganti rugi kepada pengelola hotel nomor 803 yang berada di Sektor VIII, kawasan Misfalah, Makkah. “Sesuai kontrak, pihak pengelola hotel harus mengganti uang jamaah yang kecurian,” ungkap Jaetul Muchlis Basyri.
Berdasarkan kejadian itu pihaknya, telah berkoordinasi dengan kordinator maktab untuk melanjutkan kasus tersebut kepada pihak pengelola hotel dan penginapan.
Jamaah Stres
Sementara itu, di hari yang sama Masita binti H Turung, jamaah calon haji asal Pinrang, Sulawesi Selatan loncat dari lantai 3 gedung tempat meninap di Sektor XI wlaiayah Bakhutmah, Makkah. Jamaah asal Kloter 7 embarkasi Ujungpandang itu diduga mengalami stress.
“Selain stress bisa juga akibat dementia atau kepikunan. Anehnya, korban tak mengalami luka parah, dan saat ini korban sedang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), Makkah,” ujar Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah, dr. Muh Ilyas Ambo Tuwo, SpPD kepada wartawan di Balai Pengobatan Haji Indonesia, Jumat (12/10).
Menurut Ilyas, sebenarnya Masita juga pernah dirawat di BPHI karena stress. Namun, yang bersangkutan dikembalikan ke pemondokan karena kondisinya sudah membaik. Pihaknya tak menyangka Masita nekad melakukan aksi lompat. (harianterbit.com)
Belum ada komentar