Seputaraceh

Nahrisyah, Ratu yang Agung di Samudera Pasai

Nahrisyah, Ratu yang Agung di Samudera Pasai
Nahrisyah, Ratu yang Agung di Samudera Pasai

TERTULIS jelas terjemahan dari tulisan kaligrafi pada makam ratu yang memimpin Kerajaan Samudera Pasai (1416-1428), “Makam Ratu Nahrisyah ini tempat istirahat yang bercahaya, ratu yang agung, yang dirahmati, yang diampuni, yang digelar Baru Ba’sa Khidyu…”.

Namanya sudah begitu terkenal, lukisan wajahnya pun sering kita temukan di internet.  Sultanah Nahrisyah binti Sultan Zainal Abidin Malikudhahir (1383-1400 M). Ia adalah seorang wanita yang arif dan bijaksana dan menjadi salah satu wanita di Aceh yang mempunyai peran penting di Kerajaan Samudera Pasai.

Kekuasan Samudera Pasai sendiri berlangsung kurang lebih dari abad ke-13 hingga 16 Masehi, yang akhirnya bergabung menjadi satu di bawah Kerajaan Aceh Darussalam.

Selain itu, Nahrisyah juga dikenal sebagai wanita yang arif dan bijak, memerintah dengan sifat keibuan dan penuh kasih sayang. Harkat dan martabat perempuan begitu mulia sehingga banyak yang menjadi penyiar agama pada masa pemerintahannya.

Sudah enam abad lebih Sultanah Nahrisyah pergi meninggalkan dunia yang fana ini, beliau mangkat pada hari Senin, tanggal 17 Dzulhijjah 831 H atau 27 September 1428 M.

Kini makamnya bisa dijumpai di Gampong Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Sekitar 18 kilometer sebelah timur Kota Lhokseumawe, tidak jauh dari Makam Malikussaleh.

Makamnya pun dihiasi dengan ayat-ayat suci Al-qur’an. Ada surat Yasin dengan kaligrafi yang indah terpahat dengan lengkap pada nisannya.

Disamping itu tercantum pula ayat Kursi, beberapa potong surat Ali Imran ayat 18 19, surat Al-Baqarah dan terpahat sebuah penjelasan dalam aksara Arab yang artinya: “Inilah makam yang suci, Ratu yang mulia almarhumah Nahrisyah yang digelar dari bangsa Chadiu bin Sultan Haidar Ibnu Said Ibnu Zainal Ibnu Sultan Ahmad Ibnu Sultan Muhammad Ibnu Sultan Malikussaleh, mangkat pada hari Senin 17 Zulhijjah 831 H”.

Makam Sultanah Nahrisyah terbuat dari batu pualam yang terindah pahatannya di Pulau Sumatera, di dalam komplek makam raja-raja Samudera Pasai ini juga terdapat 38 batu pusara lainnya. (*/acehpedia.org)

Belum ada komentar

Berita Terkait