Aceh Selatan – Razali, 55, nelayan tradisional asal Desa Blang Baro, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh, yang hilang di laut pada Rabu (27/2) pekan lalu belum ditemukan. Nelayan miskin empat orang anak itu hilang saat berlayar menjaring ikan di perairan Samudera Hindia, kawasan setempat.
Abdul, nelayan Labuhan Haji, Selasa (2/3), mengatakan, saat itu Razali turun ke laut sendirian dengan menggunakan perahu jaring. Kondsi gelombang di perairan setempat tergolong tonggi yakni berkisar 1-2 meter. Korban diduga jatuh ke laut saat menggelar jaring ikan karena terhempas gelombang. Keluarga mengetahui Razali hilang stelah satu hari tidak pulang.
Para nelayan dan tim SAR sejak peristiwa tersebut diterjunkan ke kawasa perairan setempat, tapi belum diketahui keberadaannya. Dengan berbagai upaya dan fasilitas yang sederhana, mereka melakukan penyisiran dari perairan Aceh Selatan hingga Aceh Barat Daya.
Satu unit perahu dan jaring yang digunakan Razali ditemukan di perairan setempat. Sedangkan di rumah Razali, puluhan kerabat dan warga sekitar melakukan baca surat yasin atau melakukan doa bersama untuk meminta kepada Allah SWT agar korban segera ditemukan dalam keadaan sehat.
Catatan Media Indonesia, di parairan Aceh, meliputi Samudera Hindia dan Selat Malaka, sering hanyut nelayan tradisional saat beraktivitas mecari ikan. Sebagian nelayan itu hanyut terhempas gelombang ke wilayah negara lain seperti Thailand, Myanmar, dan Andaman, India. Ada sebagian lainnya yang hilang tidak diketahui keberadaannya walaupun telah dilakukan pencarian ke berbagai kawasan oleh sesama nelayan dan pihak lembaga adat laut Provinsi Aceh.[]
(MIdotcom)
Belum ada komentar