Peluang Kerja di Kapal Pesiar Cukup Besar

Yogyakarta — Peluang kerja di kapal pesiar cukup besar, karena kebutuhan kru terus berkesinambungan, kata Direktur Utama Lembaga Pendidikan Keterampilan Indocrew Yogyakarta Natalina Primawati.

“Perusahaan yang mengoperasikan kapal pesiar selalu membutuhkan kru baru yang jumlahnya banyak,” katanya di Yogyakarta, Kamis (6/09).

Menurut dia, hal itu disebabkan beberapa kemungkinan, di antaranya ada kru yang promosi naik jabatan, dan banyak kru yang telah merasa cukup modal mengundurkan diri untuk menjalankan bisnis sendiri.

“Dari data yang berhasil dikumpulkan terdapat sekurang-kurangnya 40 perusahaan yang memiliki ratusan kapal pesiar mewah di berbagai negara Eropa, Amerika, Asia, dan Australia,” katanya.

Ia mengatakan setiap kapal pesiar setingkat hotel bintang sembilan mempekerjakan sekitar 500 sampai 1.500 kru, bahkan mencapai 2.000 kru.

“Perbandingan rata-rata antara kru dan tamu-tamu kapal adalah satu banding dua. Artinya dibutuhkan 1.000 kru untuk sebuah kapal pesiar yang membawa 2.000 tamu,” katanya.

Contohnya, sebuah kapal pesiar mewah bernama “Freedom of the Seas” salah satu megaship milik perusahaan terkenal “Royal Carribean International” itu memiliki kapasitas tamu (penumpang) sebanyak 4.370 orang.

Menurut dia, sekurang-kurangnya terdapat 70 sampai 100 jenis pekerjaan pada setiap kapal pesiar mewah yang memerlukan ribuan karyawan dari berbagai disiplin ilmu.

“Ada puluhan ‘job’ di atas setiap kapal pesiar mewah tersebut yang biasanya membutuhkan tenaga-tenaga kerja dari Indonesia. ‘Job’ yang umumnya ditempati kru dari Indonesia porsinya sangat banyak dan beragam,” katanya.

Ia mengatakan “job” itu antara lain “house keeping”, “laundry”, “food and beverage service”, “kitchen”, “bar”, “sailor”, dan “deck and engine” dengan “income” mulai dari 750 hingga 2.500 dolar AS per bulan.

“Peluang besar itu yang sebenarnya bisa ditangkap pemerintah sebagai alternatif mengatasi pengangguran di negeri ini yang setiap tahun jumlahnya bertambah terutama lulusan SMA dan SMK baik yang negeri maupun swasta,” katanya. (ant)