TANPA gembar-gembor dan tanpa pemberitaan besar-besaran, sebuah perusahaan dari Indonesia membeli perusahaan penggemukan sapi milik Sultan Brunai yang berada di Australia. Ini merupakan perusahaan Indonesia kedua tahun ini yang mengakuisisi perusahaan serupa di Australia, setelah kelompok usaha Japfa melakukannya enam bulan lalu.
Sebagaimana dilaporkan oleh Theland.com, Selasa (15/4.2014), perusahaan penggemukan sapi Indonesia, Great Giant Livestock Co telah membeli Willeroo Station dari Sultan Brunai dengan nilai US$15,1 juta atau sekitar Rp173,6 miliar. Willeroo terletak di sebelah barat daya Katherine, Australia, dengan luas lahan 170 ribu hektar. Lahan seluas ini diperkirakan dapat menampung 22 ribu ekor sapi.
Negosiasi atas transaksi ini ditangani oleh Steve Liebelt dan Andy Gray dari Ruralco Property. Selain mencakup lahan, transaksi juga sudah termasuk 17 ribu ekor sapi di dalamnya.
Andy Gray tidak mau membuka informasi siapa pengusaha Indonesia di balik Great Giant Livestock Co, yang berbasis di Lampung ini. Yang pasti, menurut Gray, transaksi ini menunjukkan kian bertumbuhnya permintaan daging sapi di Indonesia dan merupakan berita gembira bagi peternakan Australia.
Sebelumnya, Grup Japfa, perusahaan makanan yang juga berasal dari Indonesia, telah membeli sebuah perusahaan penggemukan sapi Riveren and Inverway akhir tahun lalu dengan harga US$35 juta atau Rp402,5 miliar. Menurut Gray, dalam waktu dekat ini, sebuah perusahaan penggemukan sapi yang lebih di dekat daerah itu juga, diperkirakan akan terjual kepada pengusaha Indonesia lainnya.
Menteri Pertanian Australia, Barnaby Joyce, sebelumnya telah memberikan dukungan atas kehadiran investor asing di belahan Utara daerah ini, dimana masalah kekeringan telah memunculkan kesulitan bagi produsen. Persentase kepemilikan asing atas peternakan dan penggemukan sapi di wilayah ini kini mencapai 24 persen.
Sutan Brunai diberitakan masih memiliki sejumlah lahan di daerah ini selain yang sudah terjual kepada pengusaha Indonesia. (jaringnews)
Belum ada komentar