Jakarta — Sudah beberapa tahun silam, pemerintah Aceh melalui perwakilan Taman Iskandar Muda Jakarta mengusulkan kepada pemerintah Pusat dan pemda DKI Jakarta suatu nama jalan baru. Di sini disebutkan nama jalan untuk penghormatan bagi Sultan Aceh yang terakhir, yaitu Sultan Muhammad Daud Syah.
Saat berlangsung perang kolonial, Perang Aceh dengan Belanda, di mana Sultan Muhammad Daud Syah pada tahun 1874 yang dipaksa menyerah oleh Belanda pada tanggal 10 Januari 1903 dengan menyandera keluarga Sultan. Akhirnya Sultan dengan keluarganya serta adiknya dan para punggawa lainnya dibuang Belanda ke Ambon, Bandung, dan terakhir dipindah ke Batavia-Jakarta, sampai wafatnya pada tanggal 6 Februari 1939.
Pada bulan Februari 2013 ini merupakan 74 tahun wafatnya Sultan Aceh yang terakhir. Akan tetapi nama jalan baru tersebut belum juga diwujudkan. Sultan sendiri dikuburkan pada kawasan perkuburan Islam, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Makam Sultan Muhammad Daud Syah agak tinggi sedikit dengan nisan warna hitam tertulis: Toeankoe Sulthan Mohammad Daoed Ibnal Marhoem Toeankoe Zainal Abidin Alaiddin Sjah, Wafat Hari Senen 6 Februari 1939.
Data terakhir pada rakernas perkumpulan Taman Iskandar Muda Jakarta tahun 2009 sudah dimasukkan permohonan untuk pengusulan jalan baru yang bernama jalan Sultan Muhammad Daud Syah. Sedangkan di kota Jakarta sendiri sekarang ada beberapa nama pahlawan dari Aceh, seperti jalan Sultan Iskandar Muda di Simprug, Jakarta Selatan, Jalan Raya Panglima Polim juga di Jakarta Selatan. Di kawasan Menteng, Jakarta Pusat terdapat jalan Teuku Umar, jalan Cut Nyak Dhien dan ada juga Mesjid Cut Nyak Dhien, Jalan Cut Meutia dan ada juga Mesjid Cut Meutia, serta jalan Tengku Chik Di Tiro.
Nama jalan yang cocok untuk Sultan Muhammad Daud Syah adalah di kawasan Menteng juga, yaitu di jalan R.S. Soeroso, karena di jalan R.S. Soeroso No. 4 sudah berdiri dengan megah mess perwakilan Pemerintah Aceh.
Bagusnya dari belokan jalan Cikini I hingga pertigaan jalan Cut Meutia dan jalan Cikini Raya lebih kurang 100 meter tersebut menjadi nama jalan Sultan Muhammad Daud Syah sehingga orang-orang Aceh akan bangga bila berkunjung ke mess perwakilan Pemerintah Aceh karena sudah berganti menjadi jalan Sultan Muhammad Daud Syah. (kabarindonesia.com)
Belum ada komentar