MAHASISWA Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Tematik Institut Agama Islam (IAI) Almuslim Aceh yang ditempatkan di Gampong Tingkeum Manyang melakukan program pendampingan usaha bagi masyarakat setempat.
Program pendamping yang dilakukan mahasiswa KPM tersebut sudah berjalan dari sejak Februari 2023 lalu, implementasi baru diterapkan kepada masyarakat yang pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah di data sebelumnya.
“Peserta KPM, selain fokus pada penginputan data aplikasi Sistem Informasi Gampong (SIGAP) juga memiliki program yang terus kami jalankan selama dua bulan melakukan kegiatan di gampong dan salah satunya mendata pemilik UMKM yang telah berjalan dengan produknya masing-masing,” sebut Ketua KPM Tingkeum Mayang, Fahrol Hidayat, Senin, 22 Mei 2023.
Lebih lanjut, kata Fahrol, penginputan data SIGAP yang dilakukan oleh kelompoknya telah mencapai lebih kurang 334 KK lebih dan tentunya ini terus dilakukan koordinasi dengan operator desa setempat.
Keuchik Gampong Tingkeum Manyang Ir Mawardi MSM dalam kesempatan perpisahan dengan mahasiswa KPM menyebutkan, sinergisitas saat ini yang telah dijalin semoga bisa menjadi ukhuwah silaturrahmi.
“Kami selaku pemerintah gampong mengucapkan banyak terima kasih kepada adik-adik mahasiswa yang telah memilih gampong sebagai lokasi KPM dan juga kepada pihak kampus yang telah ikut serta bersinergi untuk mendukung program SIGAP yang telah berjalan selama ini di gampong,” sebut Mawardi.
Mawardi juga menambahkan, memohon maaf kepada peserta KPM jika selama hampir dua bulan ini ada banyak hal yang luput baik dari sisi komunikasi antara pemerintah desa dengan warga serta juga pelayanan yang mungkin tidak maksimal diberikan kepada peserta KPM.
“Bila ada kurang disana-sini, kami mohon maaf kepada peserta KPM dan perlu diingat bahwa hasil kerja nyata KPM ini semoga bisa terus berdampak bagi gampong kami dan menjadi bagian untuk terus bisa berkontribusi kepada masyarakat kami seperti pendampingan bagi UMKM yang telah dilakukan,” jelasnya.
UMKM Gampong Harus Go Public
Peserta KPM Nurrahmah menyebutkan, dari hasil turun ke sejumlah dusun yang ada di Tingkeum Manyang, kelompok mereka mendata sejumlah warga yang memiliki usaha produksi kue atau cemilan untuk dapat dibantu dalam proses pengemasan lebih menarik dan bisa menjangkau lebih luas konsumennya.
“Ada beberapa usaha dari warga yang kami data, khususnya para ibu-ibu di gampong seperti membuat kue atau snack. Ada usaha peyek kacang tanah, kue malinda, ceker ayam, gring dan lainnya. Semua itu dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing,” sebut mahasiswi prodi Ekonomi Syariah tersebut.
Beberapa kue tersebut, kata Nur, mereka akhirnya berinisiatif membuat label sebagai bentuk agar usaha ibu-ibu tersebut bisa dengan mudah dikenal oleh masyarakat luas (go public) termasuk memberikan alternatif kemasan agar bisa tahan lama.
“Kelompok kami mengambil beberapa sampel, salah satunya usaha cemilan peyek dari Ibu Suryana. Wanita kelahiran Gampong Kapa ini sudah memulai usaha peyek rumahan sejak 2015 silam. Yang dulunya dipasarkan di kios milik ayahnya, dan akhirnya sempat merambah ke sejumlah daerah di Kabupaten Bireuen,” jelasnya.
Kendala usaha peyek ini pun muncul disaat Kak Yana, panggilan akrab Ibu Suryana (29) ketika sudah berkeluarga dan memiliki anak, lingkup pasarnya jadi terbatas karena keterbatasan tenaga untuk membuat peyek tersebut. Hal inilah akhirnya menjadi inisiati kelompok KPM Tingkeum Manyang untuk memberikan sejumlah alternatif agar usaha peyek Kak Yana bisa terus jalan dan mampu menjadi penopang ekonominya sehari-hari.
Nur juga menambahkan, saat di temui mahasiswa KPM IAI Almuslim Aceh menyelesaikan masa baktinya di gampong setempat, Kak Yana menyampaikan dalam seminggu mampu menyiapkan kurang lebih 20 kilogram untuk dipasarkan di daerah Kutablang dan sekitarnya.
“Saya berterima kasih juga atas ide dari adik-adik mahasiswa. Dibantukan untuk membuat label agar peyek saya mudah diingatkan orang serta menyertakan nomor WA agar mudah juga orang melakukan pemesanan. Mengingat saya juga menerima pesanan peyek per kilo,” sebut kak Yana.
Ia juga berharap, adanya pendampingan bagi usaha rumahan atau UMKM dari mahasiswa seperti ini bisa terus membantu mereka para ibu-ibu yang punya usaha di rumah agar, penjualan produk kue atau snack rumahan tersebut bisa terus meningkat dan tentunya bisa menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar.
Adapun kelompok KPM Tingkeum Manyang ini sendiri terdiri dari 10 orang mahasiswa dari IAI Almuslim Aceh, yakni Utami Hapsari, Putri Azahra, Fadhillah (Prodi PAI), Nisa Nurazizah, Nurrahmah (Prodi ES), Syifa Ul Husna, Ainal Firza (Prodi PS), Auzan Rifki, Fahrol Hidayat (Prodi HKI) dan M Reza Syauqi (Prodi PBA) dibawah supervisor Ketua Prodi Perbankan Syariah Aulia Fitri MM.
Belum ada komentar