RIBUAN siswa yang ada di seputaran Blang Padang, Kota Banda Aceh, mengikuti simulasi evakuasi mandiri dalam rangka peringatan bulan pengurangan resiko bencana tahun 2024 yang berlangsung di gedung Museum Tsunami Aceh, Rabu, 9 Oktober 2024.
Kegiatan diawali di sekolah masing-masing dan kemudian dilanjutkan evakuasi masal siswa kegedung penyelamatan Museum Tsunami Aceh.
Melibatkan sebanyak 3.565 siswa dari 11 sekolah yang juga turut didampingi oleh para guru, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik serta kesiapsiagaan bencana ditengah masyarakat Aceh dalam menghadapi berbagai jenis bencana terutama gempa dan tsunami.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Khadam Indonesia (YKI) Faisal Ilyas, menjelaskan bahwa Museum Tsunami memiliki peran penting sebagai tempat evakuasi bagi masyarakat sekitar.
“Museum ini mampu menampung antara 3.000 hingga 5.000 orang jika terjadi bencana,” jelasnya.
Simulasi ini, lanjutnya, merupakan yang ketiga kalinya diadakan setelah diadakan pada tahun 2017 dan 2023 lalu bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh.
“Inisiatif ini bertujuan untuk memodernisasi siswa dan guru sekitar Blang Padang dan Museum Tsunami,” kata Faisal.
Kegiatan ini juga melibatkan berbagai sistem informasi dan peningkatan yang terkait dengan Early Warning System (EWS) dan Flow Enhancing System.
EWS yang digunakan dalam simulasi kali ini adalah versi terbaru setelah sebelumnya menggunakan set-a-box dengan sistem TV digital pada tahun lalu.
Faisal juga menjelaskan bahwa dalam simulasi ini, siswa diajarkan bagaimana cara melaksanakan evakuasi secara efektif.
“Mereka berlatih mendata teman-teman mereka selama evakuasi, termasuk mengecek apakah ada yang terjatuh atau pingsan,” tuturnya.
Dengan kegiatan ini, diharapkan siswa tidak hanya memiliki pengetahuan tentang evakuasi, tetapi juga membentuk mentalitas tanggap bencana yang lebih baik dikalangan generasi muda di Aceh.
Sehari sebelumnya, Penjabat Gubernur Aceh yang diwakili oleh Plh Sekda Aceh Azwardi, AP, membuka kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Nasional 2024.
Dalam sambutannya, Azwardi menegaskan bahwa momen itu sangat penting untuk membangun budaya siaga bencana di tengah masyarakat Aceh.
“Pengalaman pahit tsunami 2004 mengingatkan kita betapa dahsyatnya dampak bencana terhadap kehidupan. Kita harus terus belajar dari masa lalu dan memperkuat upaya pengurangan risiko bencana melalui program-program yang tepat sasaran,” kata Azwardi usai pembukaan di Balee Meuseraya Aceh (BMA), Selasa, 8 Oktober 2024.
Melalui kegiatan ini, pemerintah ingin melibatkan masyarakat, terutama generasi muda, dalam memahami peran penting mereka dalam menciptakan komunitas yang tangguh dan siap menghadapi bencana.
Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ menyambut baik atas diselenggaranya kegiatan ini di museum, mengingat fungsi museum adalah sebagai sarana dan tempat untuk edukasi, simulasi, dan evakuasi bencana.
“Dengan diikuti oleh ribuan siswa ini tentunya menjadi sesuatu yang berguna untuk memberikan nilai edukasi bagi mereka tentang kesiapsiagaan sejak dini tentang bencana,” tuturnya.
Masyarakat sekitar museum, terutama warga sekolah dapat berpartisipasi langsung dalam simulasi evakuasi mandiri sebagai upaya yang dilakukan dalam pengurangan risiko bencana.
Belum ada komentar