Seputaraceh

Sabang, Surga Terpendam di Ujung Pulau Sumatera

Sabang, Surga Terpendam di Ujung Pulau Sumatera
Sabang, Surga Terpendam di Ujung Pulau Sumatera

Tak lengkap rasanya berwisata ke Aceh jika tidak berkunjung ke salah satu gugusan pulau di Aceh yang bernama Weh atau Sabang.

Keindahan pantai dan taman lautnya yang masih alami begitu mempesona, menjadi magnet dan surga bagi wisatawan asing maupun domestik. Di pulau ini terdapat beragam wisata yang pastinya membuat kita tidak mau sehari atau dua hari untuk melihat keindahannya.

Sabang merupakan kota kecil yang terletak di Pulau Weh, pulau di ujung paling barat Indonesia. Jaraknya sekitar 14 mil atau 22,5 Km dari Banda Aceh yang dapat ditempuh kurang lebih selama dua jam dengan kapal fery dan 45 menit dengan kapal cepat.

Suasana pantai yang masih alami menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan yang hobi menyelam. Setidaknya ada 26 titik potensial tujuan wisata yang bisa dikunjungi di kota Sabang. Namun yang paling populer adalah Pantai Gapang, Pantai Rubiah, dan Pantai Iboih, yang terkenal dengan keindahan Garden Under Water-nya.

Hewan laut seperti pari manta, hiu, paus, lumba-lumba, penyu dan hewan-hewan laut cantik lainnya, dengan mudah bisa ditemui di sekitar perairan kota sabang yang merupakan tempat habitat beragam hewan laut. Jika Anda menyelam lebih jauh lagi di bawah kedalaman 9 meter dekat kota sabang Anda bisa menyaksikan gunung berapi bawah laut.

Namun jangan khawatir bagi Anda yang membutuhkan pendamping buat penyelaman, di sini terdapat penyelam berpengalaman dan instruktur selam yang siap memandu para wisatawan menikmati keindahan taman-taman laut yang ada di sana.

Untuk sekali menyelam kita harus merogoh kocek kurang lebih 300 ribu rupiah. Tapi kalau hanya sekedar snorkeling Anda cukup bayar biaya sewa alat snorkeling sebesar kurang lebih 45 ribu rupiah.

Bagi Anda yang tidak suka berbasah-basah, di ujung pulau Weh terdapat sebuah monumen atau tugu yaitu Tugu Kilometer Nol. Tugu ini merupakan titik awal perhitungan luas wilayah Indonesia dari Sabang sampai Meuroke. Jarak dari pusat kota sabang, kurang lebih 15 km, dengan perjalanan darat.

Sejarah Pulau Weh

​Konon di Abad 12 Sinbad sang petualang 7 lautan itu pernah berkunjung ke pulau indah ini. Dalam perjalanannya dari Arab menuju Cina itu, dia bersandar di salah satu pulau di Selat Malaka yang dikenal sebagai Pulau Emas. Bagaimana hal itu bisa terjadi?? Pulau Weh ternyata sudah sangat terkenal, bahkan sejak zaman Yunani kuno.

Syahdan seorang geologis terkenal asal Yunani yang bernama Ptolomacus melakukan penjelajahan mengelilingi dunia. Dia yang melakukan perjalanan sekitar tahun 301 Sebelum Masehi itu menempuh rute yang sangat panjang dan suatu saat singgah di Selat Malaka. Dia yang takjub melihat keindahan pulau ini (dan mungkin kilau emas kala itu) segera mencatat dan memasukkan pulau ini dalam peta pelayarannya dengan nama Pulau Emas. Hampir seribu tahun kemudian Sinbad kembali mengikuti rute tersebut.

Sedangkan asal nama Pulau Weh sendiri konon berasal dari sebuah istilah dalam bahasa Aceh yang berarti pisah. Menurut cerita para leluhur, dulu sebenarnya Pulau Weh menyatu dengan Sumatra, namun karena suatu kejadian (yang besar kemungkinan adalah gempa) maka pulau ini ter-Weh-kan, atau terpisahkan.

Satu hal yang pasti adalah keindahan Pulau Weh yang tetap terjaga walau tahun dan abad telah banyak berganti, dan Tsunami pernah menyapa pulau ini. Ketika Anda menjejakkan kaki di Pulau Weh, Anda akan langsung disambut dengan panorama spektakuler yang layak menghiasi cover sebuah majalah. Kilau mentari di sela-sela pohon kelapa, deretan rumah dan bungalow yang berjajar di tepi pantai, semilir angin dan perahu nelayan yang mengapung di atas air laut berwarna hijau toska, serta jajaran koral yang terlihat dari permukaan… oh, sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan.

Taman Karang Pulau Weh

Di hari yang cerah, sekitar Pantai Weh akan menjadi surga yang sempurna bagi Anda untuk menikmati salah satu taman laut paling sensasional di dunia. Kehidupan karangnya benar-benar murni dan terawat. Palung yang mengelilingi pulau ini membawa air yang kaya gizi sehingga mampu menarik raksasa laut seperti ikan manta, hiu paus, Mola Mola. Terumbu karang yang mengelilingi pulau ini juga menjadi rumah bagi kehidupan laut yang luar biasa makro, diramaikan oleh kehadiran pipefish hantu, ikan daun, ikan stargazers, ikan katak, dan berbagai jenis belut laut. Tentu saja menyelam di Pulau Weh adalah salah satu pengalaman yang sangat menakjubkan.

Aktifitas di atas permukaan air laut juga tak kalah menyenangkan. Ada sumber air panas yang sangat nyaman untuk bersantai sambil menikmati pemandangan alam serta gunung vulkanik, dan kalau ingin lebih berpetualang, Anda dapat menikmati jalur pendakian menembus hutan ke puncak yang tinggi. Kehidupan liar masih banyak Anda temui karena di sepanjang jalan Anda akan dapat melihat spesies kera ekor panjang, biawak, dan elang laut.

Untuk menikmati semua keindahan dan keajaiban Pulau Weh, Anda dapat menempuhnya dari Medan melalui 9-10 jam perjalanan dengan menumpang bus, atau cukup satu jam perjalanan dengan menumpang pesawat terbang. Anda juga bisa menumpang kapal cepat atau kapal ferry dari Pelabuhan Ulee Lheu di Banda Aceh dan menempuh perjalanan sekitar 1 – 2.5 jam ke Pulau Weh. Setelah itu, Anda akan disambut oleh pemandangan indah yang setiap sudutnya layak diabadikan, alam raya yang setiap jengkalnya patut dijelajahi, dan lautan luas yang harus Anda selami. It’s a Weh Weh world… (Ary/Ferry/Ghiboo)

Belum ada komentar

Berita Terkait