Seputaraceh

Smong Box, Belajar dan Bermain di Museum Tsunami Aceh

Smong Box, Belajar dan Bermain di Museum Tsunami Aceh
Smong Box, Belajar dan Bermain di Museum Tsunami Aceh

PROGRAM yang diprakarsai UPTD Museum Tsunami Aceh mendapatkan respon positif dari sejumlah pelajar di Banda Aceh.

Pada gelaran minggu kedua misalnya, Kamis (19/9/2019) yang melibatkan puluhan pelajar dari SMPN 5 Lambung dan SMP Budi Dharma Banda Aceh ini, selain diajak tour keliling museum, mereka juga dibekali belajar bersama dengan narasumber inspiratif.

Duta Wisata Banda Aceh 2017 Farah Dina yang menjadi narasumber ikut berbagi pengalamannya dan berbagi motivasi bagi bagi para pelajar.

“Kita ajak adik-adik ini untuk belajar meraih mimpi, meminta mereka menulis keinginan dan pastinya terus berusaha dan berdoa agar mimpinya terwujud,” sebut Farah yang juga alumni dari pertukaran pelajar Kemenpora 2017 di Korea Selatan.

Dari sesi ini, kata Farah mereka terlihat antusias dan semangat. Banyak mimpi dan keinginan mereka yang diluar ekspektasi kita sehari-hari.

Liza Aulia contohnya, pelajar dari SMPN 5 Lambung ini punya keinginan bisa memasak.

“Ingin sekali bisa masak, masak nasi goreng dan ikan goreng,” jawabnya dengan polos.

Belajar tentang Disleksia dan Merawat Koleksi

Kegiatan yang digelar saban Kamis ini juga punya kesan menarik pada sesi ketiga, yang diisi oleh dr. Munadila, SpKFR yang juga anggota dari Asosiasi Disleksia Indonesia Cabang Aceh.

Dalam sesi yang diikuti oleh pelajar dari SMPN 14 Panteriek dan SMP Cut Meutia Banda Aceh, Kamis (26/9/2019) tersebut, ia memberikan materi seputar “I Learn Differently”. 

“Anak-anak yang disleksia, walaupun ada beberapa kelemahannya. Mereka juga banyak yang jenius dan pintar. Makanya kita harus bisa menghargai proses dan usaha mereka,” pesan dr Munadila kepada pelajar yang hadir.

Usai sesi sharing, 30 pelajar dari dua sekolah ini juga diajak untuk belajar dan praktek merawat koleksi benda-benda bersejarah.

Koordinator Museum Tsunami Aceh Hafnidar, mengatakan, langkah-langkah dan materi kita berikan setiap minggunya kepada pelajar dari program Smong Box ini terus kita kombinasikan, agar mereka bisa belajar dengan pengalaman baru.

“Kita ajari juga mereka untuk praktek langsung, bagaimana mengenal koleksi benda dan cara merawatnya,” sebutnya.

Dalam sesi tersebut, kata Hafni, pelajar ini juga dibagikan dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok juga kita berikan benda-benda koleksi tsunami sekaligus mereka praktek cara memperlakukan benda bersejarah, mulai dari membersihkan, merawat, hingga tahap menjaganya.

“Semua kelompok terlihat serius, karena untuk tahap praktek mereka langsung dipandu oleh staf museum dan mereka sangat berkesan,” tutup Hafni.[]

Belum ada komentar

Berita Terkait