Seputaraceh

Smong Box Bisa Jadi Ekskul Menyenangkan

Smong Box Bisa Jadi Ekskul Menyenangkan
Smong Box Bisa Jadi Ekskul Menyenangkan

AGENDA mingguan UPTD Museum Tsunami yang digelar saban hari Kamis kian banyak mendapat respon positif dari guru-guru pendamping peserta Smong Box.

Ida dan Wanti Maisura, guru pendamping dari SMPN 4 Peunayong Banda Aceh merasakan banyak ilmu baru yang didapat dari kegiatan Smong Box yang diperuntukkan bagi pelajar.

“Edukasi kebencanaan yang diberikan Museum Tsunami ini ternyata menarik, pelajar diajak interaktif, mengenal sudut-sudut ruangan dari museum dan yang paling banyak menambah ilmu saat sesi inspirasi,” jelas Maisura, Kamis (10/10/2019).

Maisura menyebutkan, kunjungannya ke Museum Tsunami membawa pelajar ini merupakan kali keduanya bertandang ke museum yang berada di jalan Sultan Iskandar Muda.

“Kunjungan kedua saya kali ini memang beda ya, anak-anak bisa melihat secara langsung apa itu museum dan belajar apa itu tsunami, benda-benda apa saja yang tersisa, karena tsunami terjadi mereka belum lahir, jadi setelah mendapatkan wawasan dan edukasi dari para pemandu,” jelas Maisura.

Mereka bisa dapat banyak ilmu baru yang tidak ada di bangku sekolah, Maisura juga menyebutkan, adanya kegiatan seperti ini bisa mengedukasi pelajar untuk tidak panik saat ada gempa dan tahu langkah apa yang bisa diambil.

“Apa yang bisa mereka lakukan dan tindakan apa yang mereka lakukan saat gempa dan tsunami bisa didapat di acara Smong Box ini,” sebut Maisura.

Smong Box edisi kelima ini juga menghadirkan kelas inspirasi bersama narasumber Intan Destia Helmi, salah seorang penyiar LPP TVRI Aceh yang mengangkat tema “Born To be Professional”.

Dalam sesi tersebut Intan juga berbagi pengalamannya dari mulai sekolah dasar hingga menjadi penyiar seperti seat ini.

“Senang bisa berbagi bersama adik-adik pelajar, bisa berbagi motivasi,” ujarnya singkat.

Nayla Anastasya, pelajar dari MTsS Darussyariah, juga ikut menceritakan kesannya ikut kegiatan Smong Box.

“Sangat menarik waktu diajak keliling museum, mendengar penjelasan pemandu edukasi, bisa naik ke atap (rooftop, -red), melihat kota Banda Aceh secara keseluruhan, karena belum pernah melihat pemandangan dari atas gedung museum,” kata Nayla.

Nayla sangat serius memperhatikan narasumber dikelas sharing informasi, ingin belajar lebih rajin agar bisa menjadi seorang perancang busana, ujar nya polos saat menceritakan cita-citanya.[]

Belum ada komentar

Berita Terkait