Seputaraceh

Smong Box di Museum Tsunami Punya Rangkaian Konten Menarik

smong box museum tsunami 2
Sejumlah siswa dan siswi sedang menyimak materi yang diberikan pada setiap sesi smong box. (Foto IST)

RANGKAIAN kegiatan Smong Box yang digelar UPTD Museum Tsunami Aceh sejak 25 Juli 2024 telah memasuki sesi terakhir. Smong box edisi keempat yang berlangsung pada Senin, 29 Juli 2024 diikuti oleh siswa dari SMA Negeri 15 Adidarma Banda Aceh.

Seperti gelaran sebelumnya, para siswa diberi pemahaman umum perihal museum tsunami oleh edukator museum. Selain itu, mereka juga diajak berkeliling museum oleh edukator yang akan menjelaskan secara detail tentang setiap bagian dari museum.

Edukator Museum Tsunami Aceh Surya Darma, menyebutkan, tujuan smong box adalah untuk menyampaikan informasi tentang kejadian tsunami agar tidak terlupakan oleh generasi muda masa depan.

“Fungsi museum selain pembelajaran bagi anak-anak sekolah tentang kebencanaan, mitigasi bencana, bisa mereflesksi ulang kejadian tsunami, dan sebagai tempat evakuasi jika bencana terjadi kembali pada masa yang akan datang,” katanya.

Surya juga ikut berbagi pengalaman terkait penyelenggaraan smong box dari tahun pertama penyelenggaraan.

“Saat Covid-19 melanda, penyelenggaraan program smong box di museum diganti dengan kunjungan ke sekolah-sekolah yang ada di Banda Aceh dan sekitarnya untuk memberikan informasi kebencanaan,” ujar Surya.

Dalam edisi keempat tersebut, siswa juga mendapatkan kelas inspirasi yang diisi oleh Fazli, Subkoordinator Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) yang banyak berbagi tentang kesiapsiagaan penanggulangan bencana kepada para siswa pada sesi motivasi, inspirasi dan berbagi pengalaman.

Sementara itu, pada edisi kelima, smong box yang berlangsung Selasa, 30 Juli 2024 diikuti oleh SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh juga tidak kalah menariknya menghadirkan dr Meilya Silvalila Sp EM.

Dokter spesialis emergensi yang kesehariannya bekerja di RSUD Zainal Abidin, Ambulance, dan Kedokteran Bencana ini memberikan kelas inspirasi terkait “Pertolongan Pertama dalam Kehidupan Sehari-hari”.

Dalam sesi tersebut, siswa juga diajarkan mengenal bencana, mengenal berbagai macam jenis luka, cara mengobatinya dan praktek langsung tindakan pertolongan pertama yang tepat pada seseorang yang tersedak dan pada korban berhenti jantung.

“Secara bergantian adek-adek memperagakan bagaimana kompresi dada kepada pasien. Karena saya bawa 3 patung sebagai alat peraga,” ujar dr Meilya yang juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.

Kesempatan bersama dr Meilya ini juga membuat siswa sangat tertarik, mereka bisa belajar dari seorang dokter spesialis emergensi yang sangat jarang ditemui, bahkan dr. Meilya satu-satunya dokter spesialis emergensi di Aceh dan baru ada 3 orang di Sumatera.

Guru Sejarah SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh, Lia Khaidir, mengatakan dengan adanya kegiatan smong box ini sangat bagus untuk anak-anak bisa belajar mitigasi bencana dan paparan narasumber di ruang belajar museum.

“Saya harap tidak hanya para siswa saja tetapi para guru juga dikutsertakan dalam kegiatan ini, tidak hanya sebagai guru pendamping sehingga dapat menyampaikan apa yang didapatkan kepada para siswa di sekolah masing-masing,” harapnya.

Belum ada komentar

Berita Terkait