Seputaraceh

Ziarah Makam di Aceh, Penuh Haru dan Sarat Makna

Ziarah Makam di Aceh, Penuh Haru dan Sarat Makna
Ziarah Makam di Aceh, Penuh Haru dan Sarat Makna

Ziarah Makam di Aceh, Penuh Haru dan Sarat MaknaBANYAK alasan untuk berwisata ke Aceh, dan salah satunya adalah wisata sejarah serta berziarah ke makam-makam. Di antaranya sebagai mengingat bukti sejarah, sebab situs sejarah serupa di bawah ini terkesan diabaikan oleh pemerintah.

Padahal, banyak makam pahlawan menjadi bukti bahwa di Aceh pernah terjadi sejarah yang teramat dahsyat. Kemudian, penetapan kuburan sebagai kunjungan sekaligus hendak mengingatkan kita, bahwa di sanalah (kuburan) tempat kunjungan itu bermuara.

Berikut ini ada beberapa pilihan ziarah makam yang terkenal di negeri Serambi Mekah. Bagi Anda yang berkesempatan mengunjungi Aceh, jangan lewatkan ziarah yang sarat makna ini, ya.

Makam Sultan Iskandar Muda

Dialah raja yang adil, dijuluki bijaksana dalam memimpin. Salah satu yang membuktikan hal itu, dia rela sekaligus tega merajam anak kandungnya sendiri, Meurah Pupok, karena berzina. Di tangannya Aceh mengalami masa kejayaan. Sultan Iskandar Muda, demikian orang menyebutnya, sedang nama kecilnya adalah Perkasa Alam. Dia lahir di Aceh, 1593 dan mangkat pada 27 Desember 1636.

Dia dimakamkan di Komplek Gedung Meuseum Aceh atau disebut juga Kandang Meuh. Patut sekali berziarah ke sana, karena dialah raja yang membawa Aceh kepada masa gemilang.

Makam Syiah Kuala

Makam Teuku Syiah Kuala terdapat di Desa Alue Naga, tepatnya dekat muara Krueng Aceh. Untuk sampai ke sana tidak terlalu jauh dari pusat kota Banda Aceh.

Menurut sebuah sumber sejarah, gelar Teuku Syiah Kuala itu milik Syekh Abdurrauf bin Ali Al-Jawi Al-Fansyuri As-Singkili, yaitu seorang ulama Aceh yang banyak mengabdikan dirinya pada ilmu pengetahuan dan pembinaan masyarakat. Makam Syiah Kuala juga menjadi sebuah saksi keganasan tsunami. Kabarnya, dari makam ini pernah muncrat air ke per­mukaan sebagai tanda akan terjadi musibah besar (tsunami). Wallahhualam.

Makam Cut Nyak Dhien

Aneh memang berkisah tentang Makam Cut Nyak Dhien. Pasalnya, makam Cut Nyak Dhien bukan di Aceh, meskipun dia seorang pahlawan Aceh.

Makam Cut Nyak Dhien terletak di tanah Jawa, persisnya di Kota Sume­dang, Jawa Barat. Di kota inilah, Cut Nyak Dhien dikebumikan. Namun, dia merupakan keturunan Aceh. Hal ini terjadi karena Cut Nyak Dhien menghabiskan hari-hari terakhir dalam hidupnya hingga wafat di kota itu, yaitu pada masa pembuangan oleh kolonial Belanda. Sehingga, tidak aneh jika kemudian ia dimakamkan di kota yang bukan kampung kelahirannya sendiri.

Rumah Cut Nyak Dhien di Desa Lampisang, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar

Namun demikian, tak salah kiranya jika Anda, anak Aceh atau siapa saja yang ingin kenal pelopor pergerakan perempuan di Aceh ini, berkunjung ke makamnya di Jawa Barat. Apalagi, sekedar berlibur di akhir tahun. Cut Nyak Dhien sangat patut kita kenal, kendati lewat makamnya, sebab dialah sesungguhnya yang menggebrak gender di Aceh atau bahkan Melayu secara luasnya. Cut Nyak Dhien membuktikan bahwa perempuan berhak memimpin perang, memimpin rapat, mengangkat senjata, dan sejenisnya seperti kaum Adam. Dialah yang membelah hutan, mendaki gunung, dan mengajari perempuan Aceh untuk berani berkata “LAWAN!” terhadap semua bentuk penjajahan.

Makam Teuku Umar

Pahlawan Aceh satu ini dilahirkan pada 1854 (tanggal dan bulan tidak disebutkan dengan pasti) di Meulaboh, Aceh Barat. Dia pernah memimpin perang gerilya Aceh pada tahun 1873 hingga 1899. Dialah geuchik termuda sepanjang sejarah Aceh.

Umurnya saat itu baru menjelang 19 tahun, tapi dia sudah dipercayai menjadi geuchik, sekaligus ikut berperang. Umar gugur di Gampông Mugo, pedalaman Meulaboh, 10 Februari 1899. Pada makamnya terpancang sebatang kayu yang hidup (konon tak pernah layu). Menurut sahibul, itu adalah tongkat Teuku Umar. Dari tongkat itu, katanya keluar air. Banyak yang berziarah dan berdoa di sana.

Kerkhoff Peucut

Sebagaimana diketahui bahwa Kerajaan Aceh dan rakyatnya sangat gigih melawan Kaphe Beulanda. Rakyat Aceh mempertahankan Negerinya dengan harta dan nyawa. Perlawanan yang cukup lama mengakibatkan banyak korban di kedua belah pihak. Bukti sejarah kini dapat ditemukan adalah berupa pekuburan Belanda. Kuburan Belanda yang ada di Blower, Banda Aceh, itu disebut juga dengan Kerkhoff.

Di sana dikuburkan kurang lebih 2000 serdadu Belanda bukti ketangguhan rakyat Aceh mempertahankan setiap jengkal tanah airnya. Sebaliknya tidak terhitung pula banyaknya rakyat Aceh yang meninggal dalam mempertahankannya. Namun, tidak diketahui di mana kuburan mereka. Kuburan Belanda hanya secuil kisah penaklukan penjajahan, tapi kubur pahlawan Aceh, tentu masih tanda tanya bagi kita, di mana mereka dikuburkan?

Kuburan Massal Tsunami

Tak ada nisan satu per satu selayak pekarangan pekuburan laizimnya. Di sana yang ada hamparan tanah luas, sedikit membukit memang. Tak ada taburan bunga atau pohon jarak. Hamparan luas itu dikelilingi pagar bertiang beton. Sekelilingnya pula dihiasi dengan 99 nama Allah. Di sanalah bukti sejarah duka akhir tahun 2004 di Serambi Makkah. Ratusan manusia dikuburkan satu liang di sana sehingga disebut dengan kuburan massal korban bencana alam gempa dan tsunami.

Kuburan massal itu bisa Anda dapati di beberapa tempat, di antaranya, di Ulee Lheue, Lambaro, Krueng Raya. Jadi, mari berwisata sambil berdoa di sana.

Masih banyak lagi tentunya makam-makam pahlawan Aceh yang dapat di­kunjungi. Namun, disini hanya dapat memaparkan lima makam di atas. Semoga di lain kesempatan kita dapat mengunjungi makam lain yang juga bersejarah tinggi. (*/JKMH Aceh)

Belum ada komentar

Berita Terkait